youngster.id - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Asosiasi Game Indonesia (AGI) menyelenggarakan Bekraf Developer Conference (BDC) 2018 dengan menghadirkan developer game dan aplikasi top Tanah Air. Acara tahunan ketiga ini sekaligus bertujuan merumuskan roadmap pengembangan industri digital 2019.
“Indonesia adalah salah satu negara paling berpotensi sebagai negara produsen game bermutu. Penghasilan yang diperoleh Indonesia setiap tahun dari industri game mencapai Rp1 triliun. Itulah mengapa jumlah studio game di Indonesia juga semakin meningkat. Melihat potensi ini, game developer menjadi salah satu profesi yang sangat dicari,” tutur Hari Sungkari Deputi Infrastruktur Bekraf dalam keterangannya, Selasa (4/12/2018).
Acara yang berlangsung di Bandung belum lama ini diikuti 300 peserta yang terdiri atas student developer, indie developer, professional developer, top developer Indonesia, media serta pemerintah. Bekraf Developer Conference 2018 merupakan puncak dari rangkaian penyelenggaraan Bekraf Developer Day (BDD) selama tahun 2018. Sebelumnya BDD telah dilaksanakan di enam kota, yaitu Batam, Jayapura, Surabaya, Makassar, Balikpapan, dan Yogyakarta.
Peserta terbaik dari rangkaian BDD turut ambil bagian dalam konferensi. Mereka diharapkan terinspirasi dari para developer top Tanah Air yang secara konsisten meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam membangun produk aplikasi digitalnya secara jangka panjang meski sejumlah rintangan kerap menghadang.
CEO Digital Happiness, Rachmad Imron, pencipta game horor DreadOut turut hadir dalam perhelatan ini. Hadir pula Junia Firdaus, mantan pengemudi ojek online yang saat ini telah menjadi Android Developer profesional.
Selain itu, pada konferensi ini pula, Bekraf menyerahkan bantuan pemerintah berupa paket sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kepada AGI. Bantuan yang diserahkan langsung oleh Deputi Infrastruktur ini difokuskan untuk pengembangan subsektor aplikasi dan game. Khususnya untuk membantu para developer lokal yang potensial untuk bersaing di tingkat global.
Pemerintah juga telah merumuskan cetak biru Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025, di mana sektor tersebut selain diharapkan menjadi tulang punggung ekonomi nasional, juga mampu menjadi sebuah identitas baru bangsa yang kreatif dan inovatif.
STEVY WIDIA