youngster.id - Bank Indonesia (BI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan BI-OJK Hackathon 2025. Ini adalah ajang kompetisi inovasi layanan keuangan digital bertema ‘Empowering the Future: Innovating Digital Services and Financial Solutions for Inclusive Growth and Resilient Economy’. Kompetisi ini terbuka dengan kategori profesional maupun mahasiswa, dengan periode pendaftaran mulai 5 Juni-11 Juli 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, Indonesia telah mencatat sejumlah pencapaian keuangan penting sejak meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025-2030.
“Kecepatan digitalisasi juga merupakan tantangan. Oleh karena itu, dalam BSPI 2030, BI fokus pada inisiatif 4I+RD, yaitu modernisasi infrastruktur pembayaran ritel, wholesale, dan data; konsolidasi industri sistem pembayaran nasional; inovasi yang diiringi manajemen risiko, market conduct, dan pelindungan konsumen; kerja sama internasional; dan pengembangan Rupiah Digital,” kata Perry dikutip Sabtu (7/6/2025).
Perry menyampaikan, saat ini ada lebih dari 56 juta pengguna dan 38 juta merchant QRIS, yang mayoritas merupakan pelaku UMKM. QRIS juga telah terinterkoneksi lintas negara dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Selain itu, pencapaian lain adalah pertumbuhan pesat transaksi BI-Fast yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal. Kemudian, implementasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) untuk interoperabilitas antarpelaku. Lalu, elektronifikasi program sosial dan Kartu Kredit Indonesia (KKI) guna mendukung transaksi pemerintah di pusat dan daerah. Serta, reformasi regulasi untuk memperkuat industri pembayaran nasional.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan, pengembangan sektor keuangan yang terintegrasi dan berbasis digital di Indonesia dapat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan. Sehingga akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan efisiensi pasar keuangan, serta memperkuat daya saing.
“Dengan demikian, dalam rangka mendorong inovasi di Ekosistem Keuangan Digital, kegiatan Hackathon ini akan menjadi jembatan penghubung dalam pengembangan inovasi keuangan digital dan menjadi solusi kreatif untuk menciptakan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Indonesia,” katanya.
Hackathon 2025 membuka ruang eksplorasi ide inovatif dengan tiga subtema, yaitu (i) layanan AI (AIaaS) untuk ekspor secara digital (AI as a Service/AIaaS for digital-delivered service export), (ii) inovasi keuangan dan layanan publik, dan (iii) manajemen risiko dan pelindungan konsumen.
Kompetisi tahunan ini menjadi wadah eksplorasi ide-ide inovatif untuk menghasilkan solusi digital yang inklusif guna memperkuat ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Inovasi yang dihasilkan diharapkan mampu mempercepat transformasi ekonomi dan keuangan digital serta mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah.
Hackathon ini juga mendorong kolaborasi lintas sektor melalui sesi matchmaking yang mempertemukan inovator dengan regulator, pengguna layanan, dan komunitas agar solusi yang dikembangkan dapat langsung menjawab kebutuhan nyata di lapangan.
Hackathon 2025 merupakan pembuka rangkaian menuju Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 yang akan digelar 24-26 September 2025.
STEVY WIDIA
Discussion about this post