youngster.id - Industri perusahaan rintisan atau startup sedang mengalami musim dingin atau startup winter. Hal ini ditandai dengan terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga valuasi startup yang merosot. Situasi tersebut layak diakui sebagai “musim dingin” bagi startup di seluruh dunia.
Direktur Eksekutif Lippo Group sekaligus pendiri Venturra Capital John Riady mengatakan, startup harus bisa bertahan di tengah kondisi tersebut.
“Startup winter tidak saja terjadi di Indonesia, tapi terjadi juga di pasar global. Kondisi makro ekonomi yang masih melemah hingga goncangan geopolitik akibat ketegangan di Eropa dan Asia Timur menggoyahkan fondasi usaha rintisan,” ungkap John dalam siaran pers, Kamis (18/8/2022).
Menurut John kondisi startup winter hanya berlangsung sementara. Bahkan usaha rintisan dapat bertahan jika tetap memiliki prospek dan inovasi yang menjanjikan serta memberikan solusi. Sebagai investor startup melalui Venturra Capital menurut John, hal terpenting dari usaha rintisan adalah valuasi serta forecast future. Dia juga memberikan sejumlah saran agar startup bisa bertahan di tengah kondisi tersebut.
“Selama startup itu menawarkan solusi kepada masyarakat dan mengembangkan inovasi yang selalu relevan, maka startup akan tetap memiliki prospek cerah. Usaha rintisan seperti itu sudah bisa digambarkan melalui visi atau mimpi para founder-nya,” ungkap John.
Venturra Capital telah lama menerapkan empat pilar investasi, meliputi seed funding, investasi pre-IPO, kemitraan, hingga kolaborasi. Dari strategi investasi itu, Lippo Group pun telah melahirkan berbagai usaha rintisan seperti Ruangguru, OVO, Sociola, bahkan unicorn Grab.
“Saya meyakini Tech Winter ini hanya sementara, seluruh dunia merasakannya. Lebih dari itu, IPO saham perusahaan rintisan harus selalu didukung, karena digitalisasi ini adalah keniscayaan, terlebih lagi yang memiliki prospek cerah karena memiliki kekuatan solusi bagi masyarakat,” pungkas John.
STEVY WIDIA
Discussion about this post