Buku Putih Untuk Ekonomi Digital dan Transformasi Inklusif Indonesia

Peluncuran Buku Putih Buku Putih ‘Indonesia Digital for Future Economy & Inclusive Urban Transformation’ di Jakarta. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Revolusi Industri 4.0 membawa beragam potensi bagi terakselerasinya pertumbuhan ekonomi nasional secara inklusif. Peta Jalan “Making Indonesia 4.0” menjadi arahan strategis dalam pembangunan industri nasional di masa depan, menuju tercapainya target Indonesia menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat dunia.

Untuk itu, Kedeputian Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah (D6), Kemenko Perekonomian, meluncurkan buku putih (White Book) berjudul “Indonesia Digital for Future Economy & Inclusive Urban Transformation” . Buku ini merefleksikan potensi dan tantangan, status terkini serta usulan langkah-langkah strategis dalam mewujudkan Indonesia Digital menuju suksesnya transformasi ekonomi bangsa dan inklusivitas urban di masa depan.

“Disusunnya buku putih ini merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam sebuah sinergi yang diharapkan akan menjadi dasar dalam mengarahkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pemerataan serta seluruh manfaat dalam pembangunan, khususnya ekonomi digital yang inklusif, adil dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Wahyu Utomo, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kemenko Perekonomian dalam keterangannya, Jumat (3/1/2020).

Ia berharap bahwa peran serta dari seluruh elemen masyarakat bersama pemerintah dapat mengoptimalkan setiap perubahan yang terjadi di kancah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam meningkatkan nilai tambah di setiap aktivitas pembangunan. Pada saat bersamaan kemajuan dan berbagai aplikasi TIK juga bisa dimaksimalkan untuk pengembangan wilayah, pemerataan hasil pembangunan dan memperbanyak pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Sejalan dengan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru ke provinsi Kalimantan Timur, diharapkan buku putih ini bisa memberikan gambaran awal kemampuan digital lintas sektor pemerintahan untuk aplikasi layanan publik utama seperti kependudukan, kesehatan, logistic dan perhubungan, management resiko bencana, serta layanan finansial. Di samping itu, beberapa acuan standar pita lebar (Broadband Standard Recommendation), ketentuan/kebutuhan kinerja (performance requirements) untuk high data rate, dan strategi ITU 2020-2023 diharapkan dapat memberikan gambaran kebutuhan awal pemindahan IKN berbasis TIK.

Eddy Satriya, Asisten Deputi Telematika dan Utilitas, Kemenko Perekonomian menambahkan, arah kebijakan strategis yang disampaikan dalam buku putih ini menekankan pada pembangunan dan pemerataan infrastruktur digital untuk memacu tumbuhnya inovasi pada industri vertikal kreatif serta pengembangan sumber daya di bidang TIK yang andal.

Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tengara, Indonesia diperkirakan akan menanggguk hingga $40 miliar pemasukan dari ekonomi Internet di tahun 2019, dengan rata-rata pertumbuhan diperkirakan mencapai 49% per tahunnya. Dengan jumlah pengguna Internet yang mencapai 171 juta jiwa di tahun 2019 (APJII), Indonesia juga menjadi negara terdepan dalam hal penetrasi digital di kawasan ini.

STEVY WIDIA

Exit mobile version