youngster.id - Pandemi yang melanda dunia sempat membuat banyak acara seni pertunjukan panggung ditiadakan. Namun Bakti Budaya Djarum Foundation tidak berhenti untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya bagi generasi muda. Melalui Galeri Indonesia Kaya, peluang bagi pekerja seni kreatif untuk kembali tampil terbuka.
“Di saat Pandemi kami terus mendorong para pekerja seni untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru ini agar ekosistem industri seni pertunjukan tetap bertahan. Kini di situasi yang baru, Galeri Indonesia kaya tampil dengan wajah baru yang kembali dibuka untuk dunia kreatif seni pertunjukan Indonesia,” kata Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya dalam jumpa pers, Jumat (12/5/2023) di Grand Indonesia, Jakarta.
Renitasari menegaskan, Galeri Indonesia Kaya hadir sebagai penggung budaya yang dapat digunakan berbagai komunitas kreatif untuk menampilkan karya-karyanya kepada masyarakat.
“Hal ini merupakan bentuk dukungan untuk menciptakan dan mengembangkan lebih banyak lagi orang-orang kreatif di masyarakat Indonesia, khususnya kalangan anak muda,” ujarnya.
Sejak diresmikan pada 2013 yang lalu, GIK telah menjadi rumah bagi para pekerja seni kreatif Indonesia untuk menampilkan berbagai karyanya. GIK telah dikunjungi lebih dari 600.000 pengunjung dan menyelenggarakan lebih dari 2.000 pertunjukan yang dipadu dengan konsep kekinian. Selama itu pula, lebih dari 500 pekerja seni terlibat dalam beragam kegiatan seni seperti tarian, teater, monolog, pertunjukan musik, apresiasi sastra, kunjungan budaya, dan sebagainya.
Saat situasi pandemi 2020, GIK ditutup dan kemudian direnovasi. Meski demikian, GIK tetap menghadirkan medium ruang virtual untuk mendukung agar para pekerja seni tetap bertahan. Bahkan sejumlah produksi seperti Serial Musikal Nurbaya dan Serial Musikal Payung Fantasi dilakukan.
Kini, GIK kembali dibuka menyediakan ruang pertunjukan seni berupa auditorium dimana para pekerja seni dapat melakukan berbagai kegiatan seperti workshop, tarian, teater, monolog, pertunjukan musik, apresiasi sastra, pemutaran film, dan lain sebagainya. Auditorium berkapasitas 150 orang ini didukung fasilitas modern sebagai sarana bagi pelaku seni maupun masyarakat umum untuk menampilkan berbagai kesenian Indonesia dan kegiatan lainnya secara gratis, termasuk pengunjung dan penontonnya.
Menurut Renitasari, setiap pelaku seni memiliki kesempatan untuk menggunakan auditorium, baik untuk latihan maupun pertunjukan. Untuk dapat menggunakan semua fasilitas tersebut, masyarakat hanya perlu mengirimkan proposal program dan kegiatan yang mengangkat tema keIndonesiaan kepada tim GIK. Proses kurasi serta pengaturan jadwal pementasan dan promosi ditangani langsung oleh tim internal.
“Semoga dengan kehadiran #GIKwajahbaru ini, dapat mendorong berbagai komunitas kreatif untuk menciptakan ide-ide baru dan mengembangkan lebih banyak lagi orang-orang kreatif di masyarakat Indonesia,” tutup Renitasari.
STEVY WIDIA
Discussion about this post