youngster.id - Kandungan zat kimia pada deterjen bisa menimbulkan keracunan dan kematian organisme hidup di air, menyebabkan peristiwa eutrofikasi, hingga mampu menurunkan kadar kualitas air. Selain itu, air yang tercemar deterjen akan berbahaya bila digunakan untuk kepentingan hidup manusia. Deterjen ramah lingkungan jadi salah satu solusinya.
Hal ini mendorong Riska Kurniawati, mahasiswa Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Padjajaran (Unpad) membuat deterjen hasil kombinasi brangkasan jagung dan buah lerak yang mengandung saponin sebagai agen surfaktan yang dapat digunakan sebagai pembersih alami dan dapat terdegradasi.
Berkat temuan ini, Riska meraih penghargaan tingkat internasional pada ajang “International Fair of Youth Research and Education (IFYRE) 2021” yang digelar secara virtual oleh Indonesia Scientific Society.
Riska memperoleh Diploma dengan predikat “Excellent” untuk proyek riset yang diajukan. Proyek riset tersebut berjudul “Eco-Detergent: Biodegradable Detergent from Corn Stover (Zea mays L.) and Lerak Fruit (Sapindus rarak DC) as a Water Friendly Solution”.
Pada karya ilmiah tersebut, Riska bersama dosen pembimbing Dr. Budi Irawan, M.Si., mengembangkan deterjen ramah lingkungan yang dapat terurai secara hayati (biodegradable) dari kombinasi brangkasan jagung dan buah lerak.
Pengembangan riset ini dilakukan guna mengganti penggunaan deterjen kimia untuk kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tinjauan awal, deterjen kimia menjadi salah satu agen yang bisa mencemari air secara berkelanjutan.
Kandungan zat kimia pada deterjen bisa menimbulkan keracunan dan kematian organisme hidup di air, menyebabkan peristiwa eutrofikasi, hingga mampu menurunkan kadar kualitas air. Selain itu, air yang tercemar deterjen akan berbahaya bila digunakan untuk kepentingan hidup manusia.
“Metode riset yang digunakan adalah ekstraksi untuk menghasilkan komponen cairan, uji busa, uji stabilitas busa, dan uji keasaman. Kombinasi brangkasan jagung dan buah lerak yang mengandung saponin sebagai agen surfaktan yang dapat digunakan sebagai pembersih alami dan dapat terdegradasi,” papar Riska yang dilansir Humas Unpad, Selasa (24/8/2021).
Dari pengujian yang dilakukan, kandungan saponin pada buah lerak sebesar 28% dengan tinggi buih tertinggi 2,7 cm pada tabung reaksi. Kadar keasaman pada larutan lerak adalah 5, sedangkan kadar keasaman pada busa lerak adalah 6 dan busa brangkasan jagung sebesar 5.
Hasil ini menunjukkan bahwa deterjen cair dari brangkasan jagung dan buah lerak dapat digunakan sebagai produk ramah lingkungan dan berpotensi menjadi deterjen biodegradable di masa depan.
Ajang IFYRE 2021 merupakan kompetisi ilmiah tingkat internasional yang diikuti oleh para peneliti profesional, mahasiswa Sarjana, hingga siswa sekolah menengah atas dari seluruh dunia.
Tahun ini, ajang IFYRE 2021 diikuti oleh 36 tim terpilih untuk mempresentasikan proyek penelitiannya. Riska berkesempatan menjadi presenter bersama 15 presenter lain dari Indonesia, Meksiko, Rusia, Turki, Nepal, dan Irak. Sementara tim panelis yang hadir terdiri dari 23 orang dari kalangan akademisi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post