youngster.id - Pada limbah detergen terdapat senyawa fosfat yang akan memicu adanya peristiwa ledakan populasi fitoplankton pada perairan yang dapat menimbulkan masalah rasa dan bau sehingga menyebabkan kualitas air menurun. Selain itu, semakin tinggi akumulasi limbah detergen pada air maka semakin rendah suplai oksigen yang terlarut di dalam air. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya proses respirasi pada ikan sehingga populasi ikan dapat menurun.
Dari fenomena tersebut, tim PKM Universitas Gadjah Mada (UGM) mengagas detergen ramah lingkungan. Tim ini terdiri dari Mutiara Selvina dan Aldian Fahrialam dari Program Studi Teknik Geologi, Leonardo Anthony Wijaya dari Program Studi Teknik Kimia, serta Aulia Rahmah Karunianti dari Program Studi Kimia di bawah bimbingan Dr. Ir. I Wayan Warmada.
Keunggulan dari detergen ramah lingkungan ini adalah penggunaan mineral zeolit alam yang berada di Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul sebagai pengganti senyawa fosfat pada builder agent.
“Detergen yang telah dibuat dengan campuran zeolit dianalisa kualitas dan tingkat ramah lingkungannya. Hasil menunjukkan konsentrasi zeolit yang ditambahkan pada deterjen berhubungan dengan kelangsungan hidup ikan sebesar 297,29%,” jelas Tiara Ketua Tim PKM Tiara yang dilansir dari ugm.ac.id, Rabu (22/9/2021).
Dia memaparkan, dalam prosesnya, zeolit akan dikarakterisasi terlebih dahulu dengan analisis laboratorium berupa analisis X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluorescence (XRF), dan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Analisis tersebut dilakukan guna mengetahui kandungan senyawa dan mineral yang ada pada sampel zeolit, serta kemampuannya dalam menukarkan kation.
Selain itu, penambahan zeolit juga berpengaruh terhadap stabilitas busa detergen dan wujud fisik detergen yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi zeolit, busa akan lebih stabil yang berarti kadar surfaktan dalam detergen meningkat dan dapat membersihkan noda lebih baik, serta mengubah warna detergen mengikuti warna zeolit jika tanpa adanya penambahan pewarna.
Dengan penambahan zeolit, detergen yang dihasilkan menjadi lebih ramah lingkungan dan memiliki kualitas membersihkan yang lebih baik. “Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu mengurangi dampak risiko pencemaran lingkungan khususnya perairan sehingga ekosistem dapat terjaga dengan baik hingga masa mendatang,” pungkas Tiara.
STEVY WIDIA
Discussion about this post