Du’Anyam Bakal Ekspansi ke Tiga Provinsi

Melalui Du'Anyam, Azalea Ayuningtyas (Ayu) ingin memberdayakan kaum perempuan, terutama ibu-ibu (Foto: Stevy Widia/Youngster.id)

youngster.id - Du’Anyam adalah bisnis berbasis sosial yang mengangkat produk UKM kerajinan anyaman dari Nusa Tenggara Timur. Kini usaha yang dibangun oleh Ayu Azalea, Hanna Keraf, Melia Winata, dan Zona Ngadiman bakal ekspansi ke tiga provinsi lain.

“Semakin banyak perempuan muda yang ikut. Walaupun tidak bisa menganyam, justru kita lebih senang. Kita ajarkan keahlian dasar ke mereka. Selain memberdayakan perempuan, ini cara kami untuk membantu pelestarian budaya,” ungkap Ayu baru-baru ini di Jakarta. Karena itu dia dan rekan-rekannya berencana akan memperluas wilayah kerja Du’Anyam.

Saat ini ada 2 proyek yang dijalankan Du’Anyam, yakni proyek bisnis dan sosial, begitu mereka menyebutnya. Untuk sosial, mereka sedang menjalankan program peningkatan gizi untuk para ibu dan wanita yang menganyam. Jika mereka menganyam di Du’Anyam, sebagian pendapatan mereka akan disisihkan untuk pembangunan kandang ayam. Kemudian, mereka juga berkolaborasi dengan program pemerintah, seperti tabungan bersalin maupun pemberian makan tambahan.

Sementara untuk proyek bisnis, Ayu dan teman-temannya sedang memikirkan ekspansi ke daerah lain untuk produk anyamnya. Tiga provinsi sudah dimulai digarap pada 2018 ini, yaitu Papua, tepatnya di Kabupaten Nabire; Kab. Beurau di Kalimantan Timur; dan Kab. Sidoarjo di Jawa Timur. Du’Anyam pun bekerja sama dengan pihak lain untuk memperluas jaringan hingga ke Lombok.

“Dengan ekspansi ke daerah lain, kita akan punya hasil produk yang berbeda juga. Produk kita akan lebih banyak, enggak cuma daun lontar,” ungkapnya.

Saat ini mereka telah bekerjasama dengan sekitar 500 ibu dan wanita penganyam dari 20 desa di NTT. Lewat usah aini, para ibu dan perempuan di NTT kini sudah memiliki pendapatan lebih selain berkeringat di ladang pertanian. Di sela waktu atau dalam kondisi mengandung, mereka dapat menambahkan penghasilan dengan menganyam.

Sementara itu, menurut Hana dengan keberadaan Du’Anyam, perlahan keadaan ekonomi para ibu pengayam juga mengalami perbaikan.

“Setelah penjualan pertama kami di bulan September 2015, peningkatan ekonomi ibu dan wanita cukup meningkat. Dari yang sebelumnya hanya bertani dengan pendapatan per tahun sekitar enam sampai delapan juta rupiah, kini para ibu dan wanita bisa mendapat Rp100 ribu sampai Rp200 ribu per minggu,” tuturnya.

Tidak berhenti sampai di situ. Sebagian hasil dari penjualan produk pun digunakan untuk memperbaiki dan memenuhi kebutuhan pangan sehat para ibu dan anak. Kini Du’Anyam menjadi salah satu produk UKM yang mendukung Asian Games 2018.



STEVY WIDIA

Exit mobile version