youngster.id - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia jumlahnya tercatat lebih dari 65 juta. Tentunya, jumlahnya itu akan terus meningkat setiap tahunnya. Akan tetapi, akibat pandemi terjadi penurunan penjualan dari para UMKM yang cukup tinggi. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Business Development Sevices Indonesia (ABDSI), yakni sebanyak 36,7% UMKM tidak ada penjualan akibat pandemi, dan sebanyak 26,6% UMKM penjualannya turun lebih dari 60%.
Salah satu penyebab penurunan penjualan tersebut adalah perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja. Saat ini konsumen mulai beralih dari pembelian offline ke online. Sejak pandemi, transformasi digital di Indonesia bergerak cepat, sedangkan masih banyak UMKM yang belum siap beradaptasi dengan dunia digital.
Didasari dari permasalahan tersebut, perusahaan rintisan yang bergerak dibidang edukasi sejak tahun 2019: Wallstreet Devop, memberikan layanan digital gratis dalam bentuk periklanan dan konsultasi pemasaran digital untuk para pelaku UMKM dan startup.
“Kami ingin meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat memenuhi kebutuhan industri saat ini. Dengan adanya layanan periklanan digital gratis ini kami ingin mengajak para pelaku UMKM untuk meng-upgrade skill mereka dalam dunia digital. Harapannya UMKM atau perusahaan startup dapat memanfaatkan layanan ini sehingga UMKM dapat bersaing dan bertahan di tengah krisis pandemi ataupun setelah pandemi” kata Suaidi Salim, Founder dan Managing Director Wallstreet Devop, dalam keterangan tertulisnya Senin (29/3/2021).
Menurut Suaidi, konsultasi pemasaran ini dijalankan sepenuhnya oleh para alumni dari Program Sertifikasi Wallstreet Devop dan University of Oxford di bidang Digital Marketing. Hal ini juga dapat menambahkan pengalaman portofolio peserta sekaligus mengembangkan UMKM dalam bidang digital.
“Wallstreet Devop akan menjadi salah satu platform edukasi pertama di Indonesia yang siap mentransformasikan pendidikan di Indonesia bekerjasama dengan seluruh pakar dari perusahaan multinasional dan decacorn tech company dengan melatih dan menerjunkan seluruh talent langsung ke lapangan agar mereka dapat menciptakan portofolio terbaiknya,” kata Suaidi lagi.
Sementara itu, Dinda Fatia, pelaku usaha skin care online dan makanan olahan ikan cakalang di Ciputat, yang ikut dalam pelatihan digital marketing mengakui bahwa selama pandemi kendala yang dihadapi pada masalah strategi marketing. Mulai dari pola konten instagram seperti apa, sampai cara memasarkannya masih membingungkan. “Sejak awal tahu ada program ini, benar-benar sangat membantu, enggak cuman belajar tapi dibimbing sampai bisa mendatangkan penjualan yang signifikan,” ucap Dinda.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post