East Asia Summit Hackathon, Kompetisi Inovasi Generasi Muda Atasi Isu Sampah Plastik Laut

EAS Hackathon

Pemenang EAS Hackathon 2022. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Polusi plastik laut telah menjadi isu lingkungan hidup yang masif. Jumlah sampah plastik diperkirakan akan melebihi jumlah ikan di laut pada tahun 2050. Untuk itu, East Asia Summit Hackathon mendorong generasi muda untuk  menciptakan inovasi berupa aplikasi digital yang akan membantu memonitor sampah laut lebih akurat serta mendorong pelaku bisnis untuk meminimalisir penggunaan plastik dan melakukan daur ulang.

Executive Director of ASEAN Foundation Yang Mee Eng mengatakan, melibatkan generasi muda sangat penting dalam meningkatkan kesadaran tentang sampah plastik laut.

“Kami percaya pada kekuatan kaum muda untuk menjadi bagian dari solusi. Melihat ide-ide yang masuk, saya menjadi saksi atas terobosan dan inovasi yang berpotensi besar untuk mengatasi masalah tersebut. Kami berharap Hackathon ini akan membuka jalan bagi penelitian dan inovasi, serta semakin membuka kesadaran publik, terutama di kalangan anak muda,” kata Yang Mee Eng dalam keterangannya, Jumat (16/12/2022) di Jakarta.

Australia, India dan Singapura menjadi tuan rumah EAS (East Asia Summit) Hackathon dengan tema “Combating Marine Plastic” yang diadakan pada 13 – 16 Desember di Jakarta. EAS Hackathon diikuti oleh 13 tim dari negara anggota EAS, yaitu: Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Thailand dan Vietnam.

Ambassador of Australia to ASEAN, H.E. Will Nankervis mengatakan bahwa, masalah sampah laut tidak akan terpecahkan tanpa partisipasi terus menerus dari generasi muda.

“Untuk memerangi isu ini, kesadaran dan partisipasi yang sebesar-besarnya dari pemerintah, sektor swasta dan masyarakat adalah hal yang krusial,” kata Ambassador of India to ASEAN, H.E. Jayant Khobragade.

“Hackathon ini memberikan ruang yang aman dan menyenangkan bagi para generasi muda untuk berlatih dan menghasilkan ide-ide baru dan kreatif,” kata Borg Tsien Tham Chargé d’Affaires of the Permanent Mission of the Republic of Singapore to ASEAN.

Penyelenggaraan Hackathon ini merupakan kelanjutan dari Lokakarya EAS Marine Plastic Debris yang diadakan pada 14‒15 February 2022. Acara ini terselenggara berkat kerja sama dengan the Asia Foundation (TAF), ASEAN Foundation, dan CSIRO (Australia’s Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation). Sementara masukan para ahli diberikan oleh Singapore’s National Environment Agency and India’s National Centres for Ocean Information Services and Coastal Research.

EAS Hackathon 2022 dimenangkan oleh tim dari Kamboja, Chanrithisak Phok dan Bunnet Phoung yang telah berhasil menciptakan aplikasi berbasis customer loyalty yang memungkinkan konsumen untuk mengurangi penggunaan plastik. Aplikasi ini terkoneksi pada ragam merchant mulai dari kuliner hingga barang kebutuhan sehari-hari. Bagi setiap konsumen yang melakukan pembelanjaan pada merchant tersebut tanpa menggunakan plastik dapat memindai QR code untuk mendapatkan rewards berupa poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah menarik yang disediakan dalam aplikasi. 

“Kami merasa bangga bisa menjadi pemenang, sekaligus bersemangat untuk dapat mempresentasikan ide kami ke forum penting dengan dukungan ASEAN Foundation. Program inkubator CSIRO dan network yang kami dapatkan akan membantu mengembangkan aplikasi kami lebih lanjut sehingga dapat memberikan dampak bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Chanrithisak Phok dan Bunnet Phoung, pemenang EAS Hackathon 2022 dari Kamboja.

Tim finalis dimentori dan dinilai oleh para ahli berbagai bidang, yaitu teknologi, sampah laut plastik, dan entrepreneur. Pemenang utama EAS Hackathon akan menerima hadiah uang tunai sebesar $7.000 USD, berkesempatan mempresentasikan idenya pada forum penting, dan akan berpartisipasi dalam program inkubator Pusat Inovasi Plastik CSIRO.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version