youngster.id - Pemerintah memproyeksi ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai Rp 4.500 triliun pada 2030. Bahkan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia diprediksi tumbuh delapan kali lipat. Pertumbuhannya melampaui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diramal hanya 1,5 kali.
“Kue ekonomi digital Indonesia akan mencapai Rp 4.500 triliun. Menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2030,” kata Erick Thohir Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam acara “Menuju Masyarakat Cashless” yang dikutip dari siaran pers Jumat (5/8/2022).
Menurut Erick jika proyeksi pemerintah terwujud porsinya akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Oleh karena itu Menteri BUMN ini meminta masyarakat bersiap menuju transformasi digital, agar Indonesia tidak hanya menjadi target pasar.
Kementerian BUMN juga bersiap dengan berfokus pada lima prioritas utama, yakni nilai ekonomi dan sosial, inovasi, modal bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi dan pengembangan talenta.
Sementara itu Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa juga mengungkapkan, perekonomian digital di Asia Tenggara tumbuh pesat, termasuk Indonesia. Sektor yang terdongkrak yakni teknologi finansial (fintech).
“Nominal transaksi maupun jumlah uang elektronik yang beredar di Indonesia secara konsisten meningkat. Ini dapat dilihat dari transaksi uang elektronik tahunan pada 2021 mencapai 5.452 juta,” katanya.
Selain itu, jumlah rekening simpanan bank digital di Indonesia melonjak dari 179 ribu pada 2020 menjadi sekitar 38,2 juta per Mei. Namun dari sisi nilai, peningkatannya tidak secepat jumlah rekening.
Nilai simpanan di bank digital hanya naik dari Rp 31,6 triliun pada 2020 menjadi Rp 49,3 triliun per Mei.
STEVY WIDIA
Discussion about this post