EWINDO Transformasikan Sistem Pertanian Berbasis Data dengan Teknologi Microsoft

Ewindo

Pekerja EWINDO sedang melakukan pengamatan tanaman di lahan petani produksi benih. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Digitalisasi memainkan peran yang sangat penting bagi sektor pertanian. Terlebih di tengah pandemi yang menuntut akselerasi transformasi digital industri tersebut. Karena itu, PT East West Seed Indonesia (EWINDO) menggandeng Microsoft untuk mempercepat transformasi digital dan pemberdayaan bagi lebih dari 7 juta petani sayuran di Nusantara.

Managing Director PT East West Seed Indonesia Glenn Pardede mengatakan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik 2020, pertanian menjadi sektor penyumbang Produk Domestik Bruto terbesar kedua di Indonesia dengan 13%. Hal ini menunjukkan betapa krusialnya peran pertanian bagi Indonesia, terlebih untuk ketahanan dan pemulihan ekonomi di tengah serta pasca pandemi.

“Kini, dengan transformasi digital di seluruh industri menjadi sebuah arahan utama bagi Indonesia, percepatan digitalisasi pertanian pun menjadi sangat penting karena dapat semakin memberdayakan ekonomi digital Indonesia, yang diprediksi tumbuh hingga delapan kali lipat pada 2030 mendatang,” ucap Glenn dalam keterangan pers, Kamis (16/12/2021).

Dia juga mengungkapkan, melihat besarnya potensi tersebut bagi peningkatan kesejahteraan petani, EWINDO mulai mempercepat transformasi digital perusahaan dengan menggandeng Microsoft di awal tahun 2021. Memanfaatkan teknologi berbasis cloud sebagai pusat transformasi, EWINDO memulai percepatan transformasi digital ini dengan mengembangkan sistem agrikultur berbasis data. Mulai dari kegiatan riset perusahaan dalam menghasilkan benih berkualitas, penyimpanan dan visualisasi data, hingga pendistribusian benih ke jutaan petani yang tersebar di seluruh area di Indonesia.

“Kami percaya, data memainkan peranan yang semakin penting dewasa ini. Dalam melakukan riset misalnya, kami mengumpulkan banyak sekali data – mulai dari data sekuen DNA tomat yang berukuran sekitar 950 juta pasang basa (950 Mega Basepair) hingga data sekuen DNA cabai yang berukuran sekitar 3,5 miliar pasang basa (3,5 Giga Basepair). Dari situ, kami melakukan proses pengolahan big data untuk mengidentifikasi marka genetik yang membantu menghasilkan benih berkualitas,” ungkap Glenn.

Menurut dia, selama ini proses tersebut dapat memakan waktu sekitar 24 jam karena pengolahan data perlu dilakukan on premise. Namun, setelah bertransformasi bersama Microsoft dengan memanfaatkan teknologi cloud, khususnya melalui Microsoft Genomics dan Azure High-Performance Computing, pengolahan data ini dapat dipangkas menjadi sekitar 5 jam.

Insights yang dapat kami tarik pun mampu dilakukan secara lebih mendalam, termasuk dengan memanfaatkan data-data riset sebelumnya. Hasilnya, kami dapat terus menyediakan benih lokal mutakhir yang dapat menghasilkan sayuran berkualitas, sehingga membantu meningkatkan kualitas panen para petani di Indonesia dan berkontribusi terhadap kesejahteraan mereka,” lanjut Glenn lagi.

Sementara itu, Fiki Setiyono, Azure Business Group Lead Microsoft Indonesia mengatakan, EWINDO berinovasi menggunakan Microsoft cloud untuk memaksimalkan pertanian berbasis data, serta memberdayakan jutaan petani Indonesia.

“Sejalan dengan misi Microsoft untuk mengakselerasi inovasi di industri agrikultur, kami harap transformasi EWINDO dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan dan ekosistem bidang pertanian lainnya untuk melakukan transformasi digital. Secara kolektif, inovasi ini akan kita bangun guna memajukan sektor pertanian Indonesia dan memberdayakan para petani dalam negeri,” katanya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version