Sabtu, 27 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Headline

Facebook Prediksi Konsumen Digital Indonesia Capai 165 Juta di 2021

17 September 2021
in Headline, News
Reading Time: 2 mins read
Facebook User

Platform online seperti Facebook menjadi sarana melakukan transaksi online. (Foto: ilustrasi/istimewa)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Berdasarkan riset terbaru, Facebook memprediksi pertumbuhan konsumen digital di Asia Tenggara meningkat di tahun 2021. Dalam studi yang mendalami tentang tren ekonomi digital dan masa depan e-commerce di Asia Tenggara, Bain & Company memperkirakan pertumbuhan konsumen digital di Indonesia mencapai 165 juta pada akhir 2021. Total pertumbuhan konsumen digital di kawasan Asia Tenggara diprediki akan mencapai 350 juta pada akhir 2021. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sekitar 310 juta pada akhir 2020. Pertumbuhan ini disebut menggambarkan, 80% konsumen di Asia Tenggara akan beralih ke digital pada akhir 2021. Sebagai perbandingan, konsumen digital di Indonesia pada akhir 2020 ada sekitar 144 juta.

“Melihat perjalanan belanja online konsumen Indonesia dan gaya hidup digital yang semakin berkembang, sangatlah penting bagi kita untuk mengatur kembali strategi untuk berinteraksi dengan konsumen,” kata Pieter Lydian Country Director untuk Facebook di Indonesia dalam keterangan resmi, Jumat (17/9/2021).

Baca juga :   MOGA Luncurkan Clash of Dynasty

Data riset menunjukan, konsumen di Indonesia tidak hanya berbelanja secara daring, tapi banyak yang menggunakan platform online sebagai sarana melakukan pembelian. Studi menyebut 48 persen responden melakukan hal tersebut. Selain itu, 56% responden mengatakan tidak tahu apa yang mereka beli ketika sedang online. Ada pula 44% responden mengatakan mereka mencoba toko online baru yang belum diketahui sebelumnya pada tahun ini.

Dalam studi ini, para responden juga mengaku membeli barang secara online di banyak kategori. Studi menemukan responden saat ini membeli barang secara online dengan rata-rata 8,8 kategori, 70% lebih tinggi dari rata-rata 5,1 pada 2020.

Studi ini juga menunjukkan potensi besar untuk membangun loyalitas dan pertumbuhan merek, karena pasar e-commerce masih terpecah. Pada 2021, konsumen yang cakap melihat-lihat di 8,2 situs web berbeda sebelum membuat keputusan pembelian.

Baca juga :   Pengguna Instagram Sudah Capai 3 Miliar

Angka ini meningkat drastis jika dibandingkan pada 2020 yakni sekitar 5,1 situs web. Di samping itu, konsumen kini juga lebih sadar lingkungan. Hal itu ditunjukkan dengan 93% responden mengaku bersedia membayar lebih untuk produk berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial. Ada pula 82% responden bersedia membayar lebih hingga 10% untuk produk tersebut.

Gaya hidup home-centric juga sudah semakin mengakar di Indonesia. Karenanya, studi ini memprediksi sekitar 85 persen waktu yang dihabiskan untuk makan di rumah dari jasa antar makanan diperkirakan masih akan tetap ada pasca-pandemi.

Adapun untuk fase pencarian produk kini menjadi penting, karena 83 persen sarana pembelian untuk menemukan barang yang harus dibeli diakses secara online. Sementara hanya 17% yang masih memanfaatkan sarana offline.

Tidak hanya itu, saluran digital kini memperoleh porsi 56% dari keseluruhan transaksi, dengan 44% sisanya lewat sarana offline. Media sosial disebut menjadi saluran teratas untuk fase pencarian, terutama video di media sosial.

Baca juga :   DBS Foundation Cari Startup yang Menawarkan Solusi Inovatif bagi Kebutuhan Lansia

“Temuan ini menunjukkan fakta bahwa sekarang adalah saat yang tepat bagi merek untuk berani maupun kreatif dalam bereksperimen dengan cara-cara baru untuk bertemu dan ditemukan oleh konsumen digital,” tutur Pieter melanjutkan.

Laporan ini juga menemukan lebih dari 80% dana perusahaan modal ventura mengalir ke sektor internet dan teknologi, terutama Fintech, EdTech, serta HealthTech. Karenanya, laporan ini menujukkan disrupsi mungkin lebih terlihat pada sektor kesehatan dan pendidikan.

 

STEVY WIDIA

Tags: belanja onlineFacebookkonsumen digitalrisettren ekonomi digital
Previous Post

Indosat dan Tri Indonesia Merger, Aset dan Produk Akan Saling Melengkapi

Next Post

Skilled Youth, Dukung Kompetensi Generasi Muda Indonesia di Era Pascapandemi

Related Posts

Instagram Reels
News

Pengguna Instagram Sudah Capai 3 Miliar

26 September 2025
0
e-commerce
Headline

Pasar e-Commerce Indonesia Peringkat 2 Terdinamis di Dunia

17 September 2025
0
belanja online
Analyze

Mitgo: Dikontribusi Fashion, Belanja Online Indonesia Tunjukkan Pertumbuhan Pesat

27 Agustus 2025
0
Load More
Next Post
Skilled Youth II,  Siapkan Anak Muda Mandiri Finansial

Skilled Youth, Dukung Kompetensi Generasi Muda Indonesia di Era Pascapandemi

Indonesia Keren

Indonesia Keren, Ajang Asah Bakat Seni dan Budaya Lokal

SDP Creative

Satria Dwi Putra : Mengincar Ceruk Pasar Lewat Produk “Gift Custom”

Discussion about this post

Recent Updates

Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
Waste4Change

Waste4Change Catat Pertumbuhan Rata-rata Tahunan 88% dan Kelola 64,9 Juta Kg Sampah dalam Satu Dekade

26 September 2025
social commerce

MSC: 74% Pelaku Social Commerce Masih Mengandalkan Dana Pribadi Untuk Modal Usaha

26 September 2025
AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
Waste4Change

Waste4Change Catat Pertumbuhan Rata-rata Tahunan 88% dan Kelola 64,9 Juta Kg Sampah dalam Satu Dekade

26 September 2025
social commerce

MSC: 74% Pelaku Social Commerce Masih Mengandalkan Dana Pribadi Untuk Modal Usaha

26 September 2025
AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version