youngster.id - Perusahaan financial technology (fintech) Akulaku mendapatkan pendanaan tambahan sebesar US$10 juta atau setara dengan Rp 143 miliar dari Lend East.
William Li, CEO Akulaku, mengaku senang karena sekali lagi dapat bermitra dengan Lend East untuk terus meningkatkan portofolio pinjaman. “Sejak tahun lalu Akulaku terus mengalami pertumbuhan, dan dengan adanya pendanaan tambahan ini akan memungkinkan kami untuk terus memenuhi kebutuhan underbanked di seluruh Asia Tenggara,” ucap William dalam keterangan pers, Rabu (30/3/2022).
Sebagai startup unicorn, lanjut William, pihaknya akan menggunakan dana tersebut untuk terus mengembangkan dan meningkatkan portofolio kredit di target pasar utama mereka, yaitu Indonesia, Filipina, dan Thailand.
“Akulaku membidik konsumen yang belum memiliki rekening (underbanked) di negara-negara berkembang yang mengalami pertumbuhan pesat perbankan digital, kredit konsumen, investasi digital, dan layanan pialang asuransi,” tambahnya.
Didirikan tahun 2014, Akulaku adalah salah satu perusahaan fintech pinjaman (pinjaman online) konsumen pertama yang didirikan di Indonesia. Di Indonesia Akulaku menawarkan dua fitur yaitu “beli sekarang, bayar nanti” (Buy Now, Pay Later/BNPL) dan kredit konsumen. Pada 2021, Akulaku telah menyalurkan kredit lebih dari US$2,2 miliar kepada lebih dari 10 juta pengguna. Selain layanan BNPL, Akulaku menggabungkan platform wealth management, e-commerce, dan perbankan digital sehingga dapat meningkatkan total pendapatan perusahaan sebesar 120% menjadi US$598 juta.
Sejak awal pandemi COVID-19 berlangsung, delapan dari sepuluh konsumen di Asia Tenggara telah beralih ke layanan keuangan digital untuk melakukan pembelian secara online. Namun, terlepas dari pertumbuhan kelas menengah yang melek digital, setengah dari populasi di kawasan Asia Tenggara ini ternyata masih belum memiliki rekening bank, sehingga mereka tidak memiliki akses ke produk-produk keuangan. Sementara, seperlima dari populasi atau 18%, diketahui tidak memiliki rekening bank dan tidak memiliki akses ke apapun selain rekening bank.
Menurut William, sebagai penyedia kartu kredit virtual terbesar di Asia Tenggara, Akulaku siap untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dengan menyediakan layanan pembiayaan virtual untuk mayoritas orang di Asia Tenggara, karena kartu kredit bank tradisional lebih sulit diperoleh.
“Akulaku merupakan investasi yang pertama kami lakukan di Asia Tenggara pada tahun 2019 karena ini sejalan dengan strategi investasi kami yaitu untuk menguasai pasar dan menjadi pemimpin di wilayah utama dimana kami beroperasi. Kami menantikan kerja sama jangka panjang dengan Akulaku, dan berharap Akulaku akan terus mengalami kesuksesan secara berkelanjutan dan mereka juga dapat memperluas keberadaanya di luar Asia Tenggara,” kata Karan Bhatia, CEO dan Co-Founder Lend East. (*AMBS)
Discussion about this post