youngster.id - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya menggaet perusahaan pendidikan berbasis digital (edutech) asal Singapura, Knowledge Catalyst meluncurkan aplikasi Gnowbe. Melalui platform ini, mahasiswa bisa berdiskusi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Untuk memperkuat fungsi dari aplikasi tersebut, Unika Atmaja juga meluncurkan program pembelajaran microlearning. “Kami juga mengikuti perubahan dengan mengadopsi teknologi sebagai media belajar,” kata Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko di Jakarta, Senin (28/10)
Melalui aplikasi dan program ini, ia berharap mahasiswa lebih mudah berdiskusi dan mengikuti perkembangan isu terkini. Mahasiswa di kota atau bahkan negara yang berbeda bisa berdiskusi melalui Gnowbe. Dengan begitu, mahasiswa mengikuti perkembangan kurikulum yang juga beragam. Secara tidak langsung, aplikasi ini dapat menyamakan standar pendidikan.
Selain itu, menurutnya aplikasi dan program ini sesuai dengan karakter milenial yang cenderung enggan belajar dengan banyak buku. Mahasiswa dapat mempelajari materi kapan dan di mana saja, dengan durasi sekitar 10 menit. Aplikasi tersebut bisa diunduh di App Store maupun Google Play Store. Masyarakat umum pun bisa mengunduh Gnowbe. “Kami berharap ada transfer ilmu dan jaringan (network) antara peserta diskusi melalui Gnowbe.Di Indonesia ada sekitar 4.600 universitas dengan standar pendidikan yang berbeda. Dengan teknologi ini dapat menyamakan standar pendidikan seluruh universitas,” kata Prasetyantoko.
Hal senada disampaikan oleh CEO Knowledge Catalyst Rudy Rahardjo. Ia menilai, potensi pendidikan di Tanah Air sangat besar. Namun, masyarakat di beberapa daerah terpencil masih terkendala dalam mengakses layanan pendidikan. Aplikasi Gnowbe, menurutnya bisa mengatasi persoalan pendidikan di Indonesia. “Melalui e-learning, kita dapat memangkas keterbatasan itu,” ujarnya.
Melalui kerja sama dengan Unika Atma Jaya, perusahaannya mengembangkan teknologi baru untuk pemerataan pendidikan. Perusahaannya pun menawarkan solusi utuk penerbitan dan verifikasi dokumen berbasis teknologi blokchain. Dalam hal ini, perusahaannya bekerja sama dengan OpenCerts. OpenCerts merupakan inisiatif dari Goverment Technology Agency of Singapore yang bertujuan untuk membantu institusi pendidikan dan badan akreditasi menerbitkan sertifikat, ijazah dan transkrip dengan teknologi blokchain. Inisiatif ini diklaim meminimalkan potensi pemalsuan dokumen.
STEVY WIDIA
Discussion about this post