youngster.id - Belakangan, istilah “fake news” atau hoax banyak beredar dimasyarakat, terutama di media sosial. Oleh karena itu, kemudahan akses informasi melalui berbagai wadah digital perlu diimbangi dengan kemampuan literasi untuk kritis terhadap segala informasi yang didapat.
Berangkat dari hal tersebut, Hoaxplay.com hadir sebagai media pembelajaran mandiri untuk keluar dari kusutnya pusaran hoax. Tujuan dari self-learning platform ini adalah meningkatkan kemampuan pengguna dalam mencari tahu informasi, berita, dan pengetahuan melalui lima langkah seru.
“Literasi digital di Indonesia perlu ditingkatkan, sehingga berguna untuk melawan informasi palsu dan berita bohong yang tersebar di internet. Tapi sebaiknya tidak berhenti hanya sekedar memahami dan mendeteksinya, tetapi juga diperlukan tindakan-tindakan nyata untuk menghentikan hoax dan berita bohong tersebut,” kata Nisrina Nadhifah, Project Officer Hoaxplay.com diacara peluncuran Hoaxplay pada Kamis (3/10/2019) di Co Hive 101 kawasan Mega Kuningan Jakarta.
Lebih lanjut, dia menambahkan wadah edukatif tersebut dibuat untuk anak muda usia 15-22 tahun. Tidak hanya berhenti di situ, Hoaxplay.com juga mendorong pengguna untuk aktif terlibat dalam mencegah dan merespon hoax.
“Oleh karenanya, lima langkah seru yang bakal menjadi bekal untuk melawan hoax dan berita bohong adalah melatih daya berpikir kritis, tipologi informasi, teknik mendeteksi dan merespon hoax, cara menyikapi hoax yang beredar di lingkungannya, dan mengajak orang di sekitar untuk turut melawan hoax,” tambahnya.
Seusai namanya yang mengandung kata ‘play’, Hoaxplay.com berisi beragam materi yang menyenangkan bagi anak muda, seperti audio-visual berupa permainan, video, dan infografis. Serta dilengkapi bahan bacaan dengan gaya populer untuk membantu anak muda memahami materi.
Martin Anugrah, Content creator dari Cameo Project, mengatakan bahwa content creator atau influencer punya peran yang strategis dan tanggung jawab yang cukup besar dalam menyebarkan pesan-pesan di wadah yang dimilikinya.
“Di satu sisi, content creator atau influencer memiliki privilege dan power karena pengikut kita terbilang cukup banyak, tapi kita juga harus sadar bahwa apa yang kita lontarkan kemungkinan besar akan mempengaruhi pola pikir bahkan perilaku orang lain. Terkait isu hoax dan disinformasi, kami di Cameo Project senantiasa encourage teman-teman muda pengikut kami untuk bisa berpikir kritis dalam menerima informasi dan jangan mudah percaya terhadap berita-berita atau informasi yang tersebar di dunia maya tanpa sumber verifikasi yang jelas,” kata Martin.
Pada kesempatan ini, Hoaxplay.com ingin menggandeng sebanyak-banyaknya stakeholder baik dari pemerintah, swasta, dan individu-untuk dapat memanfaatkan semua materi yang ada dalam situs edukatif ini, agar dapat mendorong anak muda berpikir kritis, memahami disinformasi, memilah informasi dan, mau secara aktif mencegah hoax yang tersebar.
FAHRUL ANWAR