youngster.id - Untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan mempercepat pencapaian target Indonesia menuju masa depan rendah karbon, IFC didukung PT Bank OCBC NISP mengumumkan pinjaman berbasis keberlanjutan atau Sustainability-Linked Loan pertamanya di Indonesia.
IFC bersama dengan OCBC menyediakan pinjaman berbasis keberlanjutan senilai US$53 juta dengan tenor 11 tahun kepada PT Nirvana Wastu Pratama (NWP), platform properti ritel dan logistik di Indonesia.
Kevin Kow, Chief Executive Officer & President Director NWP mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk mendukung upaya perusahaan dalam mendekarbonisasi portofolio propertinya melalui peningkatan efisiensi energi, pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), serta pencapaian sertifikasi bangunan hijau melalui program EDGE dari IFC yang diakui secara internasional.
“Kerja sama dengan IFC adalah pencapaian penting yang menunjukkan komitmen kami terhadap keberlanjutan. Dukungan dari IFC tidak hanya akan membantu kami dalam menerapkan praktik bangunan hijau yang lebih baik, tetapi juga menetapkan standar baru bagi industri ini di Indonesia. Kami yakin bahwa upaya bersama ini akan secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca di proyek kami serta memberikan manfaat bagi pengembangan ekonomi masyarakat setempat,” jelas Kevin, dikutip Selasa (11/2/2025).
Kemitraan antara IFC dan NWP juga mencakup panduan teknis yang jelas untuk menetapkan dan mencapai target kinerja keberlanjutan, sekaligus memperkuat kerangka pembiayaan berbasis keberlanjutan agar selaras dengan standar bangunan hijau dan investasi IFC. Pinjaman ini meliputi dua target kinerja keberlanjutan yang spesifik: aset yang telah beroperasi lebih dari tiga tahun harus mencapai target pengurangan emisi absolut sebesar 42% pada tahun 2030 dibandingkan dengan acuan tahun 2019, sementara proyek bangunan baru atau yang menjalani renovasi besar harus memperoleh sertifikasi EDGE Advanced.
NWP telah menjadi pengadopsi awal penggunaan alat dan program sertifikasi bangunan hijau EDGE di Indonesia. Sejak 2017, NWP telah memperoleh sertifikasi EDGE untuk 11 asetnya, dan ada enam aset lainnya yang akan didaftarkan untuk sertifikasi hingga 2027.
Euan Marshall, Country Manager IFC Indonesia dan Timor-Leste mengatakan, sektor bangunan dan konstruksi memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Namun, sektor ini juga merupakan penyumbang emisi GRK yang signifikan, mencakup 23% dari penggunaan energi Indonesia pada tahun 2021, dan angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 40% pada tahun 2030.
“Investasi ini sejalan dengan strategi IFC di Indonesia, termasuk fokus pada dekarbonisasi lingkungan perkotaan dan ketahanan iklim melalui investasi dan dukungan konsultasi. Hambatan keuangan sering kali dianggap sebagai hambatan terbesar dalam menerapkan praktik bangunan hijau di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan sarana pembiayaan yang lebih spesifik, salah satu di antaranya adalah pembiayaan berbasis keberlanjutan,” ujar Marshall.
Investasi ini merupakan keberlanjutan dari dukungan IFC terhadap pembiayaan iklim di Indonesia. Dengan memperluas akses terhadap solusi keuangan inovatif seperti ini, IFC mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon dan membantu mengatasi hambatan keuangan yang selama ini menghalangi penarapan praktik bangunan hijau. (*AMBS)