Indonesia Jadi Pasar Pertumbuhan Game Selular Tercepat di Dunia

Game mobile

Bermain game online. (Foto: ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Indonesia menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia dalam kategori game seluler. Dalam Mobile App Growth Report: 2025 Edition, yang dirilis perusahaan analitik dan pengukuran terkemuka Adjust menyebut Indonesia mencatat Growth Score sebesar 40,1, menempatkannya di antara pasar dengan kinerja terbaik secara global.

Pertumbuhan pesat tersebut didorong oleh populasi muda yang besar, meningkatnya popularitas e-sports, serta ekspansi model monetisasi gabungan yang mengombinasikan berbagai sumber pendapatan. Dalam skala negara, India memimpin global dengan Growth Score 52,2, berkat lebih dari 650 juta gamer seluler dan biaya akuisisi pengguna (CPI) yang sangat rendah, yakni hanya US$0,03 atau Rp497 pada paruh pertama 2025. Urutan berikutnya, Indonesia (40,1) dan Vietnam (36,2) yang juga masuk jajaran pasar game dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Berdasarkan sektor, aplikasi game secara global masih mendominasi dengan Growth Score tertinggi (45,8), diikuti oleh marketplace & iklan baris (40,8), berita & majalah (36,4), serta aplikasi perbankan (33,6). Laporan Mobile App Growth Report: 2025 Edition menganalisis lebih dari 5.000 aplikasi global untuk mengidentifikasi wilayah dan kategori dengan potensi pertumbuhan tertinggi.

Menurut laporan Adjust, kategori gim menjadi vertikal utama di kawasan Asia Pasifik (APAC), dengan Growth Score regional sebesar 37, jauh melampaui kategori aplikasi lainnya

Subvertikal seperti gim musik (41,2), kartu (35,7), dan papan permainan (34,6) menjadi pendorong utama keterlibatan pengguna, menandakan kuatnya budaya gim di kawasan ini. Wilayah ini diperkirakan akan menghasilkan pendapatan gim sebesar US$66,7 miliar sekitar Rp1.105 triliun pada 2025, atau menjadi pangsa pasar terbesar di dunia.

Secara global, laporan tersebut juga mengungkapkan industri aplikasi secara keseluruhan tetap menunjukkan pertumbuhan stabil di tengah perubahan privasi dan meningkatnya biaya akuisisi. Instalasi dan sesi aplikasi meningkat masing-masing 11% dan 10% secara tahunan (year on year/yoy) pada paruh pertama 2025, seiring pemasar memanfaatkan AI, penargetan yang dipersonalisasi, serta fokus baru pada retensi pengguna.

Rata-rata Growth Score global pada 2025 tercatat sebesar 29,2, yang dapat digunakan sebagai tolok ukur tunggal untuk memahami kinerja di berbagai wilayah, negara, dan vertikal aplikasi.

Selain kategori gim, laporan Adjust juga mencatat aplikasi hiburan mencatat Growth Score sebesar 31,9, didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap platform video dan media sosial di kawasan ini. Aplikasi utilitas (28,6) serta foto & video (26,7) juga mencatat performa kuat, sementara aplikasi keuangan (22,9) dan belanja (22,6) mencerminkan pergeseran APAC menuju perbankan seluler dan pengalaman berbasis e-commerce.

Berdasarkan skor regional dan negara, Adjust juga membuat peta pertumbuhan yang merangkum hasil temuan tersebut. Asia Pasifik memimpin semua wilayah dengan Growth Score sebesar 45, jauh melampaui rata-rata global. Hal ini menegaskan kombinasi kuat antara skala, efisiensi biaya, dan keterlibatan pengguna di kawasan tersebut, terutama di pasar berkembang seperti India (49) dan Indonesia (43,1).

Sementara Vietnam (33,9) dan Filipina (33,3) juga menunjukkan momentum yang kuat, sementara Jepang (30,9) dan Malaysia (29,9) mencatatkan kinerja solid seiring pasar yang lebih matang beralih fokus pada retensi dan monetisasi.

Meski Asia Pasifik memimpin, kawasan lain juga menunjukkan kekuatan tersendiri. MENAT, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Turki (33,3) dan Eropa (32,4) mencatat performa stabil dengan tingkat retensi dan monetisasi yang solid, sementara LATAM, Amerika Latin (30,5) menunjukkan pertumbuhan pesat di pasar seperti Argentina. Amerika Utara (27,3) juga tetap menjadi pasar yang bernilai tinggi. Namun, sudah matang, dengan fokus pada monetisasi dibandingkan akuisisi pengguna baru.

Growth Score disusun berdasarkan empat parameter utama yakni jumlah instalasi, efisiensi biaya per instalasi (CPI), jumlah sesi per pengguna per hari, serta tingkat retensi pengguna memberikan gambaran menyeluruh tentang keseimbangan antara skala, efisiensi, dan kualitas pertumbuhan aplikasi.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version