youngster.id - Bertumbuhnya jumlah pengguna perangkat mobile membawa dampak pada pertumbuhan industri financial technologi (fintech) khususnya mobile payment. Pertumbuhan fintech di Indonesia diramalkan bisa menyamai India atau Tiongkok.
Brata Rafly, CEO Dimo Pay, baru-baru ini mengatakan, dia percaya ke depan, industri fintech akan terus bertumbuh. Alasannya, semakin banyaknya jumlah pengguna perangkat mobile akan membuat tuntutan mobile payment semakin tinggi dan pada akhirnya mendorong munculnya pelaku bisnis fintech. Saat ini, tercatat telah ada lebih dari 120 perusahaan yang terdaftar di OJK.
Brata sebagai salah satu pelaku industri fintech yakin ke depan, industri mobile payment akan terus berkembang. Salah satu alasannya karena mobile payment dapat membantu bank untuk menjangkau orang-orang yang dianggap unbankable. Di Indonesia, diperkirakan terdapat 150 juta orang yang masuk ke dalam kategori ini.
Menurut data dari Bank Indonesia, jumlah transaksi uang elektronik mengalami kenaikan sebesar sekitar 38 juta, dari 535.579.528 menjadi 537.588.334. Nilai transaksi dengan uang elektroik juga naik dari Rp5,28 triliun pada 2015 menjadi Rp5,49 selama bulan Januari – Oktober tahun ini.
Nantinya, Brata berharap, pertumbuhan mobile payment di Indonesia bisa serupa India atau Tiongkok. Kedua negara tersebut memiliki karakteristik serupa dengan Indonesia, yaitu populasi yang besar dan tingginya pertumbuhan pengguna mobile.
Pertumbuhan mobile payment di India mencapai 68 % sementara pertumbuhan di Tiongkok mencapai 142 %. Setidaknya, kata Brata, Indonesia memiliki pertumbuhan seperti negara tetangga, Thailand, yang memiliki pertumbuhan pembayaran mobile mencapai 32,9 %.
STEVY WIDIA
Discussion about this post