youngster.id - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memprediksikan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) industri kreatif tahun 2018 bisa mencapai 6,25%. Pertumbuhan sebesar ini diperkirakan akan mampu menyerap tenaga kerja hingga 16,70 juta orang.
Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santoso Sungkari mengatakan, salah satu sektor industri kreatif yang potensinya sangat besar adalah arsitektur. Bekraf memasukkan arsitektur sebagai salah satu subsektor yang layak untuk dikelola lebih serius. ”Sektor ini memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kurangnya jumlah arsitek di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis baru-baru ini.
Berdasarkan data Ikatan Arsitek Indonesia, dari 250 juta penduduk Indonesia, hanya 15.000 orang yang berprofesi sebagai arsitek.
”Tantangan lainnya adalah pengembang besar lebih banyak menggunakan arsitek asing dari pada arsitek lokal,” ungkap Santoso.
Salah satu pemain industri kreatif lokal di subsektor ini adalah Velospace & Co yang memiliki portofolio mulai dari hunian rumah, apartemen, ritel, perkantoran, hingga pergudangan. Menurut Verik Angerik, pendiri Velospace, keterbatasan lahan tidak membuat konsumen mengabaikan nilai-nilai estetika dalam unsur arsitekturnya.
”Misalnya pemilihan warna dinding, sangat berpengaruh terhadap estetika ruangan dengan luas terbatas karena bisa memengaruhi psikologis peng – huninya. Selain itu, efisiensi ruangan juga menjadi fokus yang diperhatikan saat menata produk-produk hunian berukuran terbatas,” katanya.
Verik mengungkapkan, kebutuhan akan jasa arsitek dan desain interior juga meningkat seiring dengan bertumbuhnya permintaan residensial highend, perkantoran, perhotelan, hingga ritel atau ruang usaha. ”Secara umum, permintaan produk turunan properti lain nya juga memengaruhi pertumbuhan permintaan jasa industri kreatif seperti arsitektur dan interior. Ini yang kami rasakan sejak dua tahun terakhir,” ungkapnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post