youngster.id - Transaksi elektronik dengan menggunakan teknologi kode Quick Response (QR) akan menjadi tren di tahun ini. Namun kemajuan teknologi ini diharapkan dapat menjangkau Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih.
“Saat ini kami fokus di industri menengah. Salah satu tantangannya adalah sistem pembayaran yang belum secara digital,” kata Gati pada Mbiz Hub, Kamis (20/2/2019) di Jakarta.
Menurutnya, tren transaksi elektronik dengan metode kode QR akan semakin marak pada tahun ini. Hal ini karena cara ini dianggap lebih mudah oleh masyarakat Indonesia familiar dengan teknologi smartphone sehari-harinya. Namun , dia menilai salah satu permasalahan yang dihadapi dalam mengimplementasikannya adalah industri kecil dan menengah yang tertinggal dalam pemanfaatan teknologi.
Sebagai gambaran, industri kecil adalah perusahaan yang memiliki investasi di bawah Rp1 miliar, sedangkan kategori industri menengah adalah perusahaan yang memiliki investasi antara Rp1 miliar hingga Rp14 miliar.
Dia menyebutkan, pelaku IKM saat ini masih banyak yang enggan untuk mengalokasikan anggaran untuk pengembangan infrastruktur teknologi pembayaran seperti mesin EDC [Electronic Data Capture]. Oleh karena itu, dia berharap para perusahaan teknologi yang kini tengah gencar mempromosikan dompet digital juga dapat merangkul para pelaku IKM.
Dia pun menyambut baik rencana sejumlah bank yang akan berkonsolidasi dalam menciptakan satu produk dompet digital dengan metode kode QR. Dengan kehadiran produk baru itu, dia menilai masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan dalam melakukan pembayaran.
Seperti diketahui, pada Maret mendatang industri dompet digital nasional akan mendapatkan satu pemain baru yaitu LinkAja, yang merupakan gabungan dari produk dompet digital yang dimiliki perusahaan plat merah yang terdiri dari Telkomsel, Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, dan Pertamina.
STEVY WIDIA