Mahasiswa ITB Juara L’Oréal Brandstorm 2022 Kategori Tech Track

Tim Mon Soleil dari ITB

Tim Mon Soleil dari ITB. (Foto: istimewa/itb)

youngster.id - Tim Mon Soleil dari ITB berhasil menjuarai L’Oréal Brandstorm 2022 di kategori Tech Track dengan inovasi hyper-personalized skincare berbasis hormon yang disebut HyperSync.  Tim yang terdiri dari Angela Thrisananda Kusuma, Salma Yasifa, dan Yumna Dzakiyyah berhasil menyisikhan 83.000 tim dari seluruh dunia.

Penciptaan inovasi ini bermula dari podcast yang didengar Yumna di perjalanan. “Aku kadang kalau di jalan suka denger podcast, lalu ada satu podcast yang menceritakan keluhan dia tentang masalah kulitnya karena hormon, dimana dia bilang harus tes hormon berkali-kali yang mahal. Terus, aku merasa hormon itu sangat berpengaruh ke kulit, lalu aku diskusi sama Salma dan Angela. Setelah kita tahu dari jurnal kalau ada hubungan antara kesehatan kulit dengan hormon, kita kontak expert untuk validasi,” ungkap Yumma dalam siaran pers, ITB.

Sementara Salma mengatakan latar belakang tim yang beragam menjadi keunggulan mereka. Salma berasal dari jurusan Sains dan Teknologi Farmasi, Yumna dari Teknik Elektro, dan Angel dari Kewirausahaan. “Jadi kami berbagi peran berdasarkan ilmu yang kita punya. Ide kita itu berbasis hormon sama digital, jadi bagian hormon, seperti jenis produk atau serumnya itu bagian aku, untuk teknikal dan digitalnya bagian Yumna, dan bisnis, marketing, atau partnership itu bagian Angela,” ujarnya

Ketiganya bertemu di organisasi non-profit yang sama di tahun 2020. Hal ini juga yang mendorong mereka bergabung dalam satu tim. “Kami pernah ikut Brandstorm 2021 juga, tapi belum menang. Setelah itu, kita bertiga memutuskan untuk ikut lomba yang sama, yaitu L’Oréal Brandstorm 2022,” kata Angela.

Dalam proses pengembangan HyperSync mereka didukung Dosen SITH yang spesialisasi endokrinologi, Dr. Lulu Lusianti Fitri, M.Sc., juga Dosen SF Amirah Adlia, S.Si., M.Si., untuk validasi awal. Setelah itu, kita validasi alat ke Dosen STEI, Isa Anshori, PhD, bahkan kita sempat ke dermatologist untuk validasi ide ini.

“Jadi, kita memang multidisiplin, mendapat banyak bantuan dari profesional, dosen, termasuk L’Oréal Indonesia,” ujar Yumna.

Tantangan lain yang dihadapi Mon Soleil dalam mengembangkan HyperSync adalah kompleksitas dari produk tersebut. “Banyak hal-hal yang kita tidak tahu atau cuma tahu permukaannya saja, jadi kita harus validasi sama expert. Dan itu jadi tantangan gimana kita harus cari siapa orang yang kira-kira capable untuk validasi ini, dan bagaimana caranya supaya kita bisa komunikasi sama mereka,” tutur Angela.

Perjalanan Mon Soleil dengan HyperSync akan berlanjut di Paris. Sebagai pemenang dari L’Oréal Brandstorm 2022, Mon Soleil berkesempatan untuk memulai Intrapreneurship dibawah naungan kampus startup Station F.

Angela berharap, melalui kesempatan ini, Mon Soleil dapat bertemu banyak expert dan mendapat banyak ilmu untuk mematangkan HyperSync. Harapannya, HyperSync dapat menjadi sebuah solusi all-in-one yang terintegrasi untuk mencegah masalah kulit yang bisa muncul di masa mendatang.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version