youngster.id - Laporan terbaru Google menunjukkan telah terjadi pergeseran perilaku konsumen dari masyarakat Indonesia selama Pandemi Covid-19. Mereka semakin mengadopsi aktivitas digital, dalam berbagai hal. Hal ini juga mendorong masyarakat semakin peduli akan keamanan online dan kelestarian lingkungan.
Hal ini terungkap dalam Year in Search 2021: Look back to move your business forward. Laporan ini merupakan edisi keempat dari panduan lengkap tentang tren konsumen, baik yang diamati di masyarakat luas maupun melalui lensa spesifik industri ini. Laporan ini juga mengungkapkan lima tema terbesar lanskap konsumen di tahun 2021 serta analisis mendalam terhadap enam industri utama.
Head of Ads Marketing Google Indonesia Yolanda Sastra mengungkapkan, orang Indonesia tidak hanya membuka Google Search untuk mencari ide dan inspirasi, tetapi juga untuk memahami perubahan dan tantangan yang dihadirkan oleh pandemi.
“2021 adalah tahun untuk beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi dan untuk mengevaluasi kembali apa yang penting bagi kita sebagai individu dan sebagai penghuni Bumi,” jelas Yolanda dalam jumpa pers, Selasa (22/2/2022).
Disusun berdasarkan data Google Trends (Agustus 2020-Agustus 2021), eConomy 2021, dan Google Destination Insights (November 2020-Oktober 2021), laporan ini menunjukkan beberapa tren besar. Yolanda menjelaskan, tren pertama, orang Indonesia mengandalkan platform online untuk mencari dan membeli saat ingin berbelanja, bahkan saat tempat-tempat offline mulai buka kembali. Penelusuran “seller center” (pusat penjual) meningkat 69% dan “belanja cepat” 46%.
Tren kedua, orang Indonesia mencoba memaksimalkan pendapatan dengan berbagai cara baru sambil berusaha menghemat uang. Ini ditunjukkan dengan peningkatan penelusuran “saham pemula” yang sebesar 128%, serta kenaikan minat penelusuran untuk “kemasan ekonomis” yang sebesar 56%.
Selain itu, orang Indonesia ingin tahu apakah mereka berhubungan dengan brand yang menganggap penting praktik yang etis dan berkelanjutan. Penelusuran “cruelty-free” (bebas uji coba hewan) naik 65%, “carbon footprint” (jejak karbon) meningkat 114%, sedangkan “ramah lingkungan” meningkat 114%.
Keamanan online juga menjadi kekhawatiran yang bertambah besar, dengan kenaikan penelusuran “kebocoran data” sebesar 33% dan “berita bohong” sebesar 52%.
Selain itu, laporan juga menunjukkan bagaimana sejumlah sektor utama mengalami perubahan dalam periode satu tahun yang sama dari Agustus 2020-Agustus 2021. Seperti pada industri perawatan kecantikan, orang Indonesia ingin tahu tentang jenis produk baru, dengan minat penelusuran naik 133% untuk “ceramides” dan lebih dari 30 kali lipat untuk “bakuchiol”. Bahkan perawatan pria juga mengalami peningkatan penelusuran untuk “serum pria” sebesar 57% dan “facial wash men” (sabun muka pria) sebesar 62%.
Untuk industri Keuangan, makin banyak orang Indonesia berusaha menambah pengetahuan keuangan mereka untuk menyiapkan masa depan, dengan kenaikan penelusuran “belajar investasi” sebesar 83% dan “aplikasi investasi” sebesar 70%.
Sementara industri Makanan dan Minuman, penelusuran makanan “plant-based” yang naik 233% dan “susu rendah lemak” yang naik 69%. Sedang untuk media dan hiburan, game kian digemari, dengan peningkatan penelusuran “mabar online” sebesar 70%, “walkthrough video game” sebesar 30%, dan topik terkait kompetisi e-sport sebesar 200%.
Untuk teknologi, ulasan online bertambah populer, dengan peningkatan penelusuran “rekomendasi hp” sebesar 38% dan “rekomendasi elektronik” sebesar 78%. Selain itu, dari segi transportasi dan perjalanan, konsumen di Indonesia menjadi lebih sadar akan pentingnya mengurangi emisi, dengan peningkatan penelusuran “electric car” (mobil listrik) sebesar 54%, “emisi mobil” sebesar 85%, dan “kendaraan ramah lingkungan” sebesar 230%.
Yolanda menegaskan, laporan dari Google ini akan dapat membantu Brand dan pemasar mengidentifikasi dan memprediksi pergeseran utama perilaku konsumen.
STEVY WIDIA
Discussion about this post