youngster.id - Badan Ekonomi Kreatif memprediksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektor industri ekonomi kreatif bisa mencapai hingga 6,25% pada tahun 2018. Kenaikan ini diharapkan mampu menyerap hingga 16,7 juta tenaga kerja.
“Salah satu sektor industri kreatif yang potensinya sangat besar adalah arsitektur,” kata Hari Santoso, Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Minggu (10/12/2017) di Jakarta.
Menurut Hari, bidang arsitektur memiliki tantangan tersendiri, salah satunya adalah kurangnya jumlah arsitek di Indonesia. Berdasarkan data Ikatan Arsitek Indonesia, dari 250 juta penduduk, hanya 15.000 orang yang berprofesi sebagai arsitek.
“Selain itu, tantangan lainnya adalah pengembang besar lebih banyak menggunakan arsitek asing daripada arsitek lokal,” tuturnya.
Untuk itu, kata dia, Bekraf memasukkan arsitektur sebagai salah satu subsektor yang layak untuk dikelola secara lebih serius.
Selain itu, Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik menyebutkan ada tiga subsektor ekonomi kreatif yang memiliki daya tarik dan dapat memengaruhi berkembangnya sektor lain, yakni film, animasi, dan musik. Bekraf sedang mengembangkan berbagai program yang memerlukan dukungan jejaring internasional kuat, seperti animasi, barang-barang kerajinan, dan tenun. Namun, upaya tersebut tidak akan berhasil bila para pelaku tidak menggali bidang usaha yang tersedia.
Secara keseluruhan, Bekraf membidangi 16 sebsektor ekonomi kreatif, antara lain, fesyen, film dan animasi, kuliner, kriya, seni rupa, seni pertunjukan, seni musik, arsitektur, desain komunikasi visual, desain produk, pengembang aplikasi dan games, televisi dan radio, serta fotografi.
Seluruh subsektor ini diharapkan dapat menjadi andalan baru penggerak perekonomian nasional, baik dari sisi kontribusi terhadap produk domestik bruto, peningkatan ekspor, maupun penyerapan tenaga kerja.
STEVY WIDIA
Discussion about this post