youngster.id - Pemerintah menargetkan penambahan wirausaha baru hingga 1 juta di tahun 2024. Selain itu pemerintah juga membidik target peningkatan rasio jumlah UMKM naik kelas.
Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Semarang (UNNES) serta Hetero Space sebagai lembaga inkubator bisnis untuk mengakselerasi program inkubasi bisnis UMKM guna menciptakan wirausaha baru.
“Kami diberikan tugas salah satunya untuk mewujudkan 1 juta wirausaha produktif dan berbasis teknologi. Kebijakan ini satu kesatuan dengan kebijakan lain seperti kebijakan penciptaan rasio wirausaha mapan melalui program inkubasi bisnis,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim, dikutip Rabu (6/3/2024).
Menurut Arif, strategi percepatan penumbuhan wirausaha baru dan peningkatan kapasitas usaha dari UMKM salah satunya dengan memproduksi produk/jasa yang diminati pasar. Oleh sebab itu lembaga inkubator juga dapat mengambil peran sebagai market intelijen tanpa menghilangkan peran dalam mendorong UMKM melakukan inovasi.
“Inkubasi bisa dimulai dari pasar yang sudah ada, misal dari produk-produk yang digunakan setiap hari. Saya kira kita akan mampu kalau seandainya kita fokus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari produk kita,” tambahnya.
Demi mendorong perluasan pasar, lembaga inkubator perlu membantu UMKM mitra binaannya untuk mengakses E-Katalog. Melalui E-Katalog ini, UMKM bisa menjadi vendor bagi pengadan barang/jasa kementerian/lembaga hingga BUMN karena ada kewajiban alokasi belanja APBN/APBD sebesar 40% untuk belanja produk UMKM.
Sementara itu, terkait dengan dukungan pembiayaan bagi UMKM khususnya bagi wirausaha pemula, Arif menyarankan agar lembaga inkubator bisa mengakses ke lembaga pembiayaan ventura. Menurutnya, dibandingkan dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan, lembaga ventura lebih cocok dan sesuai dengan profil risiko yang ada.
“Mudah-mudahan melalui lembaga inkubator ini bisa mendorong UMKM naik kelas. Dengan kerja sama ini, kita bisa sama – sama mendesain program yang lebih tepat dan bagus,” katanya.
Wakil Rektor II UNNES, Heri Yanto mengatakan, UMKM merupakan tulang punggung bagi perekonomian nasional. Namun sayangnya keberadaan UMKM ini kurang mendapatkan perhatian maksimal sehingga perkembangan bisnisnya tergolong lamban.
“Masyarakat banyak yang tidak menyadari bahwa UMKM itu besar sekali kekuatannya. Sebanyak 98% tenaga kerja itu diserap di sektor UMKM dan koperasi. Buktinya saat pandemi yang bertahan adalah UMKM, sementara usaha besar justru banyak yang kelabakan,” kata Heri.
Menyadari hal itu, LPPM UNNES secara aktif mendorong mahasiswa untuk menjadi pendamping UMKM atau bahkan menjadi pelaku utamanya sebagai wirausaha muda. Dengan cara ini diharapkan lulusan UNNES bisa menjadi wirausaha aktif atau menjadi pendamping bagi UMKM dalam mengembangkan usahanya agar bisa tumbuh dan naik kelas.
“Sebelum lulus, mahasiswa-mahasiswa ini kita tempatkan di UMKM agar bisa membantu meningkatkan profitabilitas usaha. Di satu sisi kita juga harapkan skill wirausaha mereka ikut terasah,” katanya.
Bagas Almawan, Direktur Impala Network, yang mengelola Hetero Space, menjelaskan tentang layanannya. Hetero Space adalah fasilitas pengembangan usaha dan co-working space. Di tempat ini, disediakan program pengembangan kapasitas seperti pelatihan, kompetisi, dan inkubasi untuk sektor UMKM, ekonomi kreatif, juga startup digital.
Bagas mengatakan saat ini Hetero Space banyak diminati oleh masyarakat khususnya UMKM. Di tahun 2023 ada 366 kegiatan bagi masyarakat dan UMKM termasuk wirausaha muda. Setidaknya ada 17.504 peserta yang terlibat dalam berbagai program tersebut seperti inkubasi bisnis hingga aneka pelatihan.
“Tahun lalu ada 25 tenant yang kita inkubasi, beberapa di antaranya sukses menjadi mitra perusahaan seperti hotel bintang 3. Untuk tahun ini ada 30 UMKM yang akan kita inkubasi dari total peserta yang diseleksi sebanyak 105. Ada juga 5 koperasi yang kita bantu untuk mendapatkan akses pembiayaan ke LPDB-KUMKM,” ujar Bagas.
Dengan tiga unit Hetero Space yang tersebar di Semarang, Banyumas, dan Solo, Bagas menegaskan komitmen untuk membantu meningkatkan kapasitas usaha UMKM dan koperasi serta menggali potensi minat dan bakat dari anak-anak muda.
“Kita ada program Hatero Games yang memiliki kurikulum bagi anak-anak muda untuk masuk dalam dunia e-sport. Di Hetero ada yang kita mix, sehingga antara pelaksanaan program dengan inkubasi itu berjalan beriringan,” kata Bagas.
CEO Startup E-Has, Syahudin, menyatakan bahwa keberadaan lembaga inkubator seperti LPPM UNNES berperan penting bagi usahanya. Sebagai platform yang membantu UMKM mendapatkan sertifikasi halal, dia menegaskan UMKM membutuhkan dukungan dari pemerintah dan stakeholder terkait untuk memasifkan layanannya bagi UMKM.
“Banyak dari startup seperti kita itu yang punya inovasi bagus di luar sana, bahkan ada yang telah diakui di luar negeri. Tetapi sayangnya dukungan bagi kami masih dirasa kurang seperti saat kami menjadi salah satu peserta pameran nasional atau internasional. Kami butuh dukungan lebih dari pemerintah,” kata Syahudin.
HENNI S.
Discussion about this post