youngster.id - Indonesia belum menerapkan IoT secara optimal. Padahal sejumlah pihak meyakini, penerapan IoT mampu memangkas biaya operasional dan mewujudkan efisiensi organisasi baik itu perusahaan maupun pemerintahan.
Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer IoT. Perangkat ini dapat memajukan pertanian, pendidikan, kesehatan yang masih ada keterbatasan teknologi.
Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) Teguh Prasetya menilai peran Internet of Things (IoT) sangat penting untuk industri dan juga pemerintah, karena bisa membantu mengurangi cost sekaligus menambah efisiensi organisasi.
“Bukan cuma korporat saja, pemerintah juga bisa mendapatkan manfaat IoT untuk memangkas cost operasional pemerintah daerah dan pemerintah pusat,” kata Teguh di perayaan hari ulang tahun ASIOTI yang pertama, Jumat (27/12/2019) di Jakarta.
CEO PT Alita Praya Mitra ini mengungkpakan, untuk itu pihaknya terus melakukan sosialisasi, melakukan kolaborasi teknologi dan ekosistem dengan berbagai mitra, meningkatkan ekosistem melalui komunitas, menggandeng pemerintah, publikasi melalui media dan sosial media, serta mendapatkan feedback dari klien.
“Layanan dan solusi Alita kini telah mencakup semua provider telekomunikasi, penyiaran, dan pemerintahan serta perusahaan besar yang merupakan klien utama,” kata Teguh dalam keterangan resminya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail menyampaikan pentingnya mengedukasi pasar badan usaha tentang pemanfaatan IoT. Di tahun 2020, menurutnya pemain IoT perlu gencar melakukan blusukan ke badan usaha.
Mengutip data dari Global System for Mobile Communications (GSMA), Ismail mengatakan, badan usaha mampu menghemat biaya 4-5% dari seluruh ongkos operasional. Dia mencontohkan, PT Pertamina (Persero) yang mampu melakukan penghematan operasional mencapai US$ 2,4 juta (sekitar Rp 34,3 triliun) atau 5% dari total US$ 48,7 juta di tahun 2018. Begitu juga dengan PT PLN (Persero) yang menghemat Rp 15,41 triliun dari total operasional Rp 308,2 triliun pada periode yang sama.
“Jika IoT diimplementasikan dan tepat sasaran untuk menyelesaikan masalah, maka badan usaha dapat melakukan penghematan signifikan,” tegasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post