youngster.id - Perusahaan pengembang energi biogas Gree Energy mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A senilai US$3,2 juta atau sekitar Rp50 miliar. Pendanaan bagi perusahaan Indonesia ini yang dipimpin oleh Earthcare Group, catalytic investor berbasis di Hong Kong.
“Visi Gree untuk mengurangi polusi di sektor pertanian dan pangan, dan untuk menggantikan energi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil adalah kunci mitigasi perubahan iklim, dan sangat sejalan dengan tujuan Indonesia untuk mengurangi emisi karbon sebesar 43% pada 2030,” kata Andre Barlian Co-Head of Investment Earthcare Group, yang dilansir situs resmi Gree Energy.
Putaran ini merupakan investasi tambahan dari pendanaan pra-seri A. Sebelumnya Water Unite Impact mengucurkan pendanaan sebesar US$250 ribu pada Mei 2022. Bila ditotal, Gree Energy telah mengantongi dana sebesar US$3,45 juta.
Menurut Andre, perusahaan memiliki pendekatan holistik unik yang memungkinkan mereka menghasilkan aliran pendapatan yang terdiversifikasi dengan sedikit biaya tambahan.
“Model bisnis Gree juga sangat dapat direplikasi di sebagian besar ekonomi berbasis pertanian dengan permintaan energi yang terus meningkat, yang terjadi di sebagian besar wilayah Selatan Global. Potensi pertumbuhannya luar biasa,” katanya.
Gree Energy berkembang sejak 2013 dengan mendekarbonisasi pengolah makanan di negara berkembang dengan mengubah air limbah mereka menjadi biogas. Adapun, biogas ini digunakan untuk menghasilkan energi, panas, bio-CNG, air bersih, pupuk organik, dan dapat dijual sebagai kredit karbon, sehingga layak secara finansial dengan membuka akses ke pasar kredit karbon, keuangan hijau, dan pasar energi terbarukan.
Salah satu contoh proyek Gree yang berhasil adalah Hamparan di Lampung. Disebutkan, proyek yang sudah berjalan sejak Desember 2022 tersebut telah mengurangi lebih dari 30.000 emisi CO2eq setiap tahunnya, menghasilkan hampir 10 GWh energi bersih, dan andal per tahun untuk 19 desa di sana. Proyek ini memperlihatkan bukti potensi skala model dampak Gree untuk berkontribusi terhadap dekarbonisasi industri makanan di negara-negara berkembang.
Perusahaan mengestimasi ada lebih dari 1.350 pengolah makanan di Indonesia menghasilkan lebih banyak polusi air daripada populasi 185 juta. Pengolah makanan ini mengeluarkan 50 juta ton emisi CO2eq per tahun, setara dengan mengeluarkan sepulih juta mobil di jalan setiap tahun.
Menurut Gree Energy, biogas adalah teknologi yang telah terbukti memenuhi bauran energi terbarukan Indonesia, tetapi peluang untuk membuka potensi penuhnya belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Model dampak Gree berada di posisi yang tepat untuk menangkap peluang tersebut di Indonesia dan mereplikasinya di pasar negara berkembang lainnya yang perlu memenuhi permintaan energi yang terus meningkat sambil mendekarbonisasi dan mengolah air limbah industri dengan benar.
Gree Energy mengadopsi metrik lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang terukur dan dapat diverifikasi secara independen untuk melaporkan aktivitas, hasil, dan dampak secara transparan. Perusahaan telah tersertifikasi B-Corp yang berkomitmen untuk memenuhi standar kinerja sosial dan lingkungan terverifikasi tertinggi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post