youngster.id - Perusahaan label rekaman dan manajemen artis Trinity Optima Production (TOP) kian konsisten membangun ekosistem entertainment yang lengkap di penghujung tahun 2022 ini. Seiring meningkatnya demand konten dan konsumsi iklan, TOP semakin mantap untuk masuk ke bisnis konten over the top (OTT).
CEO Trinity Optima Production Yonathan Nugroho mengatakan, keputusan TOP untuk serius menjajaki bisnis konten di OTT berangkat dari analisa mendalam. Data dari Clarity Research Indonesia mencatat, pelanggan konten berlangganan atau subscription video on demand (SVOD) di Indonesia naik dari sekitar 200.000 di tahun 2016 menjadi 11,5 juta pengguna pada 2021. Bagi TOP, ini adalah sinyal baik terhadap masa depan konten digital.
Ditambah lagi, keberadaan iklan semakin bergeser dari TV atau media broadcast konvensional lainnya ke konten-konten yang diproduksi untuk OTT.
“Hal ini membuat kami yakin bahwa konten di OTT bisa menghasilkan revenue stream baru dengan tambahan iklan yang masuk. Bedanya, standar penayangan iklan lebih dikurasi dan tidak mempengaruhi jalan cerita maupun script. Konsumsi iklan dan permintaan format konten yang fresh adalah nilai tambah bagi OTT di mata kami, “ jelas Yonathan, Senin (17/10/2022).
Berdasarkan riset The Trade Desk dan Kantar berjudul Future of TV Indonesia 2022, Indonesia dipandang sebagai pasar yang paling toleran terhadap iklan di Asia Tenggara. Sebanyak 50 juta penonton di Indonesia bergantung pada OTT berbasis iklan, dimana 42% bersedia untuk menonton empat iklan atau lebih setiap jamnya demi mendapatkan konten gratis.
Riset ini juga memaparkan, tingkat kepekaan pada merek atau brand recall dari sebuah iklan di platform OTT meningkat secara signifikan. Sebanyak 35% penonton OTT mampu mengingat merek yang diiklankan, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu hanya sebesar 23%.
Di sisi lain, melejitnya penggunaan platform OTT melalui peningkatan jumlah penonton VOD di Indonesia, nyatanya memiliki tantangan tersendiri bagi kreator. Menurut Asia Video Industry Association (AVIA), ongkos produksi original content semakin mahal. Selain itu, pencarian talenta andal juga tidak mudah.
Trinity Pictures lantas hadir memberikan solusi agar kreator film lokal bisa tetap berkarya. Salah satunya dengan dukungan pendanaan, supervisi produksi, sampai promosi.
Selanjutnya, pemilihan medium tayang juga punya andil. Yonathan mengatakan pihaknya sangat terkesan dengan kinerja MAXStream. Adanya kesamaan visi, menurutnya, adalah langkah pertama yang harus dikantongi setiap bisnis untuk berekspansi.
“MAXstream punya performa yang luar biasa. MAXstream memiliki 8 juta pengguna aktif bulanan dan 32 juta unduhan. Selain di Indonesia, mereka juga sukses merambah pasar di kawasan Asia seperti di Malaysia, Brunei, dan Thailand. Hal ini tentu semakin membuat kami bersemangat dan percaya diri untuk memproduksi konten audio visual, sebagai salah satu fondasi ekosistem entertainment yang sedang dibangun,” katanya.
Keseriusan TOP terjun ke bisnis OTT ditunjukkan melalui peluncuran serial terbaru “Diary Putih Abu-Abu”.
Yonathan sangat optimis serial ini mendapat sambutan baik dari penonton. Sebab, grup vokal Putih Abu-Abu memiliki basis fans yang sangat baik dan solid, didukung oleh profesionalisme dan talenta masing-masing anggotanya. Grup yang beranggotakan 6 anggota perempuan yang terdiri dari Cheryll FS (Cheryll), Tiara Kamilah (Taya), Karina Amelia Putri (Karin), Alma Thania (Alma), Reikhansa (Rei), dan Neneng Intan (Intan), ini memiliki akun YouTube dengan subscribers sebanyak 7 juta dan views lebih dari 1.75 miliar views.
“Ini menjadi kunci agar debut di luar core musik bisa sukses. Jadi tidak asal lagi tren lalu terjun ke lini lain. Semua harus ada persiapan dan analisa pasar dan perilaku audiensnya,” pungkas Yonathan.
HENNI SOELAEMAN
Discussion about this post