Platform Fintech Lending Mendukung Keberlangsungan UMKM Selama Pandemi Covid-19

Startup Fintech

Total Pendanaan ke Startup Fintech di Asia Tenggara Turun 65% di Tahun 2023 (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Dukungan pembiayaan menjadi salah satu aktivitas kunci yang dihadirkan oleh perusahaan teknologi finansial atau fintech dalam membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia bangkit dari dampak Covid-19 yang luar biasa.

Menurut data Bappenas tahun 2020, sebanyak 98% pelaku UMKM di Indonesia mengalami penurunan pendapatan. Keuangan turut menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pelaku UMKM pada masa penuh ketidakpastian ini.

Riset terbaru Tenggara Strategics berjudul “Beyond Lending: Membangun Ketahanan UMKM di Masa Pandemi Covid-19 – Studi Kasus Investree 2020-2021”, menunjukkan perusahaan fintech lending, seperti Investree, memberikan dampak positif dan signifikan terutama dalam meningkatkan pendapatan UMKM serta menambah lapangan pekerjaan.

Menurut Executive Director Tenggara Strategics, Riyadi Suparno, MSc, temuan ini menarik sekaligus memperkuat gagasan bahwa alternatif pembiayaan fintech lending memberikan dampak positif bagi ketahanan bisnis UMKM. Selama pandemi Covid-19 berlangsung, mayoritas pelaku UMKM mengalami penurunan pendapatan sebagai pengaruh dari permintaan yang menurun. Akibatnya, pelaku UMKM seringkali harus bertahan dengan mengurangi jumlah sumber daya manusia yang dipekerjakan oleh mereka.

“Untungnya, akses pembiayaan yang difasilitasi oleh perusahaan fintech lending seperti Investree bisa membantu dan mendukung pelaku UMKM dalam meningkatkan pendapatan mereka. Tak hanya itu, pelaku UMKM bahkan berhasil menambah lapangan pekerjaan atau mempertahankan tenaga kerja,” ucap Riyadi, dalam keterangan pers dikutip Sabtu (26/3/2022).

Hasil riset kuantitatif dan kualitatif Tenggara Strategics kepada 275 Borrower menyatakan akses pembiayaan yang difasilitasi oleh Investree telah mendukung keberlangsungan bisnis pelaku UMKM selama pandemi sejak 2020 hingga 2021. Dari aspek keuangan/ekonomi, Investree membantu pelaku UMKM tetap beroperasi sekaligus meningkatkan pendapatan. Sebanyak 96% Borrower Investree dari segmen mikro–atau Borrower dengan jumlah pinjaman kurang dari Rp4,5 juta per tahun–dapat mempertahankan atau meningkatkan pendapatannya selama masa pandemi.

Selain itu, Investree turut berperan dalam membuka lapangan pekerjaan baru. Setelah pinjamannya disalurkan melalui Investree, 14% Borrower dari segmen small/kecil–atau Borrower dengan jumlah pinjaman kurang dari Rp5,5 miliar per tahun–dan 39% Borrower dari segmen medium/menengah–atau Borrower dengan jumlah pinjaman lebih dari Rp5,5 miliar per tahun–mampu menciptakan lapangan pekerjaan pada masa pandemi (1.407 dan 1.175 secara berurutan).

Tak hanya itu, akses pembiayaan yang disediakan oleh Investree juga meningkatkan inklusi keuangan, di mana 39% dari para Borrower mendapatkan pinjaman pertama mereka dari platform fintech lending khususnya Investree. Selain itu, pembiayaan melalui Investree juga mendorong para UMKM menciptakan inovasi dalam bisnis mereka. Sebanyak 14% Borrower Investree dari segmen mikro, kecil, dan menengah mampu berpindah ke industri baru selama pandemi. Serta sebanyak 24% Borrower Investree dari segmen mikro, kecil, dan menengah mampu menambah produk atau jasa baru selama pandemi.

Selain dari aspek keuangan/ekonomi, hasil riset dari Tenggara Strategics menilai dukungan yang difasilitasi oleh platform fintech lending Investree juga berdampak baik terhadap aspek kesejahteraan mental dan sosial pelaku UMKM. Sebesar 78% Borrower Investree yang tergabung dalam komunitas Koperasi Jasa dengan Unit Usaha Simpan Pinjam Gramindo Berkah Madani beserta subusahanya Gayatri Microfinance merasa terdukung secara mental dan sosial di mana kualitas hidup mereka naik sebesar 14%.

“Dukungan pembiayaan dari layanan keuangan alternatif seperti fintech lending sangat diperlukan dalam masa-masa sulit ini. Walaupun UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, namun sektor ini paling terdampak pandemi Covid-19,” tutup Ruyadi. (*AMBS)

 

Exit mobile version