Raden Maulana : Bangun Platform Musik Pencari Dana Bagi Musisi

Raden Maulana, Founder & CEO Kolase.com (Foto: Fahrul Anwar/Youngster.id)

youngster.id - Menggalang dana secara gotong royong untuk membantu mereka yang yang menderita atau butuh pertolongan melalui platform digital atau dikenal sebgai crowdfunding bukan lagi sesuatu yang baru di masyarakat kita. Namun bagaimana jika ini dilakukan untuk membantu para musisi agar mereka dapat berkarya dengan fokus dan lebih baik?

Awalnya memang terkesan aneh. Bukankah musisi adalah artis yang popular dan tentu saja berpenghasilan luar biasa. Ternyata tidak seperti itu adanya. Di era teknologi, industri musik sangat dipengaruhi oleh teknologi. Terjadi perubahan model bisnis dari fisik menjadi digital. Bagi yang paham, maka bisa dengan cepat meraup penghasilan besar. Namun yang tidak paham, hanya bisa gigit jari atau menjadi bulan-bulanan pembajakan.

Akibatnya industri musik mengalami kemerosotan. Bahkan data dari Badan Ekonomi Kreatif menyebut sektor musik termasuk ke dalam sembilan subsektor ekonomi kreatif yang tingkat kontribusinya masih di bawah 1%. Artinya ada banyak potensi di bidang musik yang belum tergarap optimal.

Kondisi yang terakhir ini membuat banyak musisi menyerah dan berhenti berkarya.  Mereka merasa rugi, telah melakukan kerja kreatif dengan biaya produksi yang tidak sedikit namun belum sampai di pasar karya mereka sudah dibajak.

Berangkat dari keprihatinan itu Raden Maulana mencoba mencari solusi dengan mendirikan Kolase.com. Ini adalah sebuah startup yang bergerak dibidang crowdfunding untuk musik yang pertama di Indonesia.

“Saya memutuskan untuk mendirikan Kolase.com ini agar para musisi bisa tetap fokus berkarya tanpa harus lelah memikirkan biaya produksi di awal dan risiko yang bisa mereka hadapi jika ternyata karya mereka tidak laku di pasaran,” ungkap Maulana kepada Youngster.id.

Maulana mengungkapkan, dia melihat dari tahun ke tahun industri musik Indonesia selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang sama. Salah satunya adalah pembajakan karya. Musisi melakukan rekaman dengan biaya produksi yang tidak sedikit, tapi belum sempat mencapai target penjualan, karya mereka sudah dibajak. Karya mereka dengan mudah diunduh dan bisa dinikmati siapa saja di dunia maya secara gratis. Hal ini tentu merugikan musisi dan pelaku industri musik itu sendiri. Dan, itu baru sebagian kecil dari berbagai masalah yang ada di industri musik Tanah Air.

Maulana berharap, melalui usaha rintisannya di bawah bendera PT Kirai Adiwarna Nusantara (KAWAN), Kolase.com dapat menjadi solusi untuk mengatasi berbagai keresahan yang dirasakan para musisi dan pelaku industri musik di Indonesia selama ini.

“Kami berharap dengan konsep crowdfunding ini akan membantu menggairahkan kembali kelesuan industri musik Indonesia,” ujar Maulana.

 

Saat ini, sudah ada beberapa campaigner yang bergabung di Kolase.com (Foto: Fahrul Anwar/Youngster.id)

 

Mengubah Pola

Menurut Maulana, ide untuk membangun crowdfunding bagi musisi Indonesia ini sudah tercetus sejak tahun 2014.

“Saya tahu seperti apa sulitnya menjadi seorang musisi di Indonesia. Saya berpikir apakah ada solusi yang tepat agar musisi dan penikmat musik bisa benar-benar menikmati hasil dari sebuah karya musik bersama. Bagaimana caranya agar musisi bisa tetap fokus berkarya tanpa harus lelah memikirkan biaya produksi di awal dan resiko yang bisa mereka hadapi jika ternyata karya mereka tidak laku di pasaran. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat platform crowdfunding musik,” kata pria yang gemar main musik ini.

Awalnya ide itu lahir dalam bentuk platform bernama Shock. Namun, karena masyarakat Indonesia saat itu dirasa belum siap menerima konsep ini maka Shock pun dihentikan pengembangannya.

“Saya sempat melakukan studi mengenai crowdfunding dan saya merasa saat itu crowdfunding belum siap dan belum dapat diterima dengan baik oleh masyarakat di Indonesia. Akhirnya saya melakukan pivot untuk sementara waktu, dan bekerjasama dengan JNE untuk mendistribusikan CD musik dari para musisi Indonesia di gerai-gerai JNE,” ungkapnya.

Barulah pada tahun 2017, ketika industri digital mulai booming, Maulana dan rekannya Dwi Santoso (co-founder Kolase) memutuskan untuk mewujudkan kembali ide tersebut. Lahirlah Kolase yang merupakan singkatan dari kata Kolaborasi dan Seni.

“Kami melihat kalau pertumbuhan crowdfunding di Indonesia semakin baik dan memutuskan untuk kembali membangun platform crowdfunding musik yang sempat kami persiapkan dulu dan mengubah namanya menjadi Kolase.com agar lebih mudah dikenali. Jadi lewat Kolase.com kami berusaha untuk memajukan industri musik Indonesia dengan mengubah sistem lama di industri musik itu sendiri yang sepertinya sudah tidak efektif, dengan sistem baru yang lebih baik, yaitu crowdfunding,” paparnya.

Berbeda dengan situs crowdfunding lainnya di Indonesia, Kolase.com merupakan platform yang fokus terhadap musik. Selain itu, melihat kebutuhan dari para musisi di Indonesia, Kolase.com juga dapat memasilitasi para musisi yang ingin mengembangkan produk 360 dengan membuat campaign di Kolase.com.

Menurut Maulana, hal yang paling menantang saat ini adalah mengubah pola industri musik Indonesia dari yang tradisional ke modern. Dan, itu merupakan proses yang cukup melelahkan dan membutuhkan dana yang tidak sedikit.

“Meski saat ini pertumbuhan crowdfunding di Indonesia cukup baik, tapi pemahaman dari crowdfunding itu sendiri masih sangat kurang. Banyak yang lebih mengenal crowdfunding sebagai bentuk penggalangan dana, padahal crowdfunding juga merupakan bentuk revolusi dari e-commerce. Untuk itu, edukasi harus terus kami lakukan agar sistem baru ini dapat diterima dengan baik di masyarakat,” ucap alumni Tri Sakti itu.

 

Melalui Kolase.com, Raden Maulana dan koeganya ingin membantu pendanaan para musisi sehingga mereka tetap berkarya (Foto: Fahrul Anwar/Youngster.id)

 

Edukasi

Dengan segmen khusus musik, Maulana pun akhirnya meluncurkan platform Kolase. Apalagi mereka telah mendapat dukungan dana awal  dari investor PT Global Basket Mulia Investama yang mengucurkan dana sebesar US$ 750.000 (atau sekitar Rp 10 miliar) untuk pengembangan platform ini.

Saat ini ada delapan kategori campaign yang bisa dibuat di Kolase.com. Di antaranya Album, Acara Live, Konser, Amal, Video Musik, Buku, Brand Extension dan juga Tur. Tapi di tahap awal peluncurannya, akan ada lima kategori campaign yang menjadi MVP. Antara lain Album, Acara Live, Konser, Tur dan Amal.

Saat ini, beberapa campaigner yang sudah bergabung di Kolase.com, yaitu: Fourtwnty, Ringgo 5, Gigscorner, Berlian Entertainment, Info Pensi, dan masih banyak lagi.

Di awal tahun 2018 ini, Kolase.com akan fokus pada peningkatan traffic dan mengedukasi masyarakat seputar crowdfunding, serta manfaatnya bagi industri musik Indonesia. Maulana berencana memberikan subsidi kepada seribu proyek kampanye pertama di Kolase, agar makin banyak masyarakat dapat ikut tergerak mendukung musisi pada platform crowdfunding itu.

“Kalau tantangan lain yang harus dihadapi oleh Kolase.com adalah memperkenalkan crowdfunding di masyarakat. Untuk mengatasinya, kami mengajak masyarakat untuk mendukung proyek campaign yang ada di Kolase.com dan memberikan potongan harga reward dengan menggunakan promo code untuk masing-masing campaign,” sambung Maulana.

Meski fokus di bidang musik, tidak hanya musisi yang dapat membuat campaign di Kolase.com, melainkan siapa saja yang memiliki ide kreatif di bidang musik dan ingin industri musik Indonesia menjadi lebih baik lagi ke depannya.

“Yang jelas, Kolase.com hadir sebagai solusi untuk mengatasi berbagai keresahan yang dirasakan para musisi dan pelaku industri musik di Indonesia selama ini dengan cara crowdfunding. Musisi dapat fokus berkarya tanpa harus memikirkan dana dan resiko yang harus dihadapi,” pungkasnya.

 

========================================

Raden Maulana

=====================================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

 

Exit mobile version