youngster.id - Startup Hangry meraih pendanaan seri A US$ 10,5 juta atau sekitar Rp 174 miliar yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures. Pendanaan terbaru ini menjadi langkah bagi strategi pertumbuhan perusahaan untuk memperluas jangkauan dan memperkuat posisi di industri kuliner digital.
Pendiri sekaligus CEO Hangry Abraham Viktor mengatakan, kucuran investasi ini akan digunakan untuk memperluas jaringan operasional, memperkuat infrastruktur dapur, serta meningkatkan efisiensi produksi di seluruh gerai Hangry, termasuk ekspansi ke Malaysia.
“Konsumen Indonesia kini menginginkan dua hal sekaligus kualitas dan keterjangkauan. Ini celah yang diisi oleh Hangry. Konsep restoran multi-brand virtual kami memungkinkan setiap pesanan disajikan dengan efisien tanpa mengorbankan harga maupun rasa,” kata Abraham dikutip Kamis (23/10/2025).
Startup kuliner yang berdiri pada 2019 itu kini memiliki 18 merek dan 117 gerai yang tersebar di berbagai wilayah.
Kini Hangry akan memperluas jaringan ke lebih banyak wilayah di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Startup kuliner ini juga akan merambah ke Malaysia, sebagai negara ekspansi pertamanya.
Menurut Abraham, di tengah kondisi ekonomi yang menekan daya beli masyarakat, Hangry berhasil mempertahankan relevansi dengan menawarkan menu comfort food berkualitas mulai dari US$ 1. Apalagi, terjadi perubahan signifikan dalam perilaku konsumen, terutama di kalangan milenial dan Gen Z.
“Mereka kini cenderung memilih merek lokal dengan kualitas setara jaringan internasional, namun dengan harga lebih terjangkau,” ujarnya.
Abraham juga mengungkapkan, di Indonesia, menu ayam menjadi kategori paling populer, mencakup lebih dari 20% dari total brand di platform pesan-antar. Karena itu, 17 dari 18 brand yang dimiliki Hangry berfokus pada olahan ayam, mulai dari gaya lokal hingga internasional. Beberapa merek andalannya antara lain Moon Chicken, Ayam Mak Dura, dan Ayam Koplo, yang dikenal dengan rasa khas dan harga ramah di kantong.
Selain itu, Hangry mengoperasikan model dapur multi-brand yang dirancang untuk efisiensi tinggi. Setiap gerai mampu memproduksi lebih dari 1.000 porsi per hari, dengan alur kerja yang memungkinkan pengelolaan beberapa brand sekaligus.
“Sistem ini memastikan konsistensi rasa, efisiensi biaya, dan kapasitas produksi optimal. Selain meningkatkan efisiensi, Hangry terus berinvestasi pada inovasi produk dan penyempurnaan resep di setiap brand untuk mempertahankan kualitas dan loyalitas konsumen,” ucapnya.
Sementara itu,Co-Founder sekaligus General Partner Alpha JWC Ventures Chandra Tjan mengatakan, Hangry telah menunjukkan eksekusi yang luar biasa dalam membangun platform F&B yang efisien dan scalable.
“Pemahaman mereka terhadap konsumen Indonesia menempatkan Hangry pada posisi yang kuat untuk melaju ke fase pertumbuhan berikutnya,” ujarnya.
Sebelumnya pada tahun 2022, Hangry berhasil mengumpulkan US$ 35 juta, jika digabungkan dengan pendanaan ekuitas seri A tahun sebelumnya. Equity funding dipimpin oleh investor baru Hangry yaitu Journey Capital Partners. Investor lain yang berpartisipasi yakni Orzon Ventures, Sassoon Investment Corporation (SassCorp), dan Alpha JWC Ventures. Sedangkan pendanaan pinjaman diikuti oleh Genesis Alternative Ventures dan Innoven Capital.
STEVY WIDIA