youngster.id - Pendidikan berkualitas dan kesiapan industri adalah kunci untuk menciptakan perubahan positif di masyarakat. Hal ini mendorong Samsung Electronics Indonesia konsisten menggelar Samsung Tech Institute (STI) sejak tahun 2013. Saat ini STI telah membina 67 SMK, dan menjangkau 18.161 murid dan 146 guru.
Corporate Marketing Director Samsung Electronics Indonesia Bagus Erlangga mengatakan, melalui kolaborasi strategis dengan institusi pendidikan, Samsung terus berupaya mendukung tumbuhnya talenta digital yang kompeten, kreatif, dan berdaya saing tinggi, yang bisa menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.
“Samsung percaya bahwa pendidikan vokasi yang berkualitas harus dapat diakses oleh semua, tanpa terkecuali. Hal ini menjadi langkah penting dalam membentuk generasi pemimpin masa depan yang siap menghadapi tantangan industri digital. Melalui program STI, kami berupaya menjembatani mimpi mereka menjadi kenyataan,” kata Bagus dikutip Senin (11/8/2025).
Bagus menjelaskan, Program STI dikhususkan untuk murid SMK di berbagai daerah di Indonesia, sebagai bentuk komitmen Samsung dalam menghadirkan pendidikan vokasi yang inklusif, relevan, dan berdampak. STI menawarkan kurikulum berbasis praktik yang dirancang sesuai standar industri, mencakup pelatihan teknis (Handheld Product, Audio Video, Home Appliance), Sales & Marketing, pelatihan guru (Training of Trainers), Guest Lecture oleh profesional Samsung, serta program praktek kerja lapangan (PKL) langsung di Samsung Electronics Indonesia.
“Dengan semangat inovasi dan kolaborasi lintas sektor, STI bukan hanya tentang pelatihan, melainkan tentang menciptakan masa depan yang lebih cerah bersama. Dengan semangat kemerdekaan, kami meyakini bahwa setiap anak bangsa berhak mendapatkan kesempatan yang setara untuk berkembang dan berkontribusi,” ungkapnya.
Ketika pelatihan tepat sasaran dan selaras dengan kebutuhan industri, lulusan SMK pun lebih cepat terserap ke dunia kerja Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren positif, lebih dari 81% lulusan SMK berhasil memasuki dunia kerja antara 2022 hingga Agustus 2024 1 . Angka ini mencerminkan pentingnya sinergi antara kurikulum yang relevan, pelatihan terarah, dan kolaborasi erat antara pendidikan dan industry.
Siswa SMK Negeri 2 Bisnis dan Manajemen Jayapura Gerald Samuel Mailopuw, merasakan langsung manfaat dari program STI. “Saya belajar lebih dari sekadar keterampilan teknis komunikasi, kerja sama tim, dan rasa ingin tahu menjadi bekal penting untuk dunia kerja,” ujarnya.
Direktur SMK, Kemendikdasmen RI Arie Wibowo Khurniawan mengatakan, Komitmen Samsung melalui STI pun sejalan dengan arah kebijakan Program Pengembangan SMK 2025 dari Kemendikdasmen RI, yang menargetkan lulusan SMK menjadi SDM yang adaptif, kompeten, dan siap bersaing di pasar global.
“Program ini memberikan pelatihan yang layak dan strategis bagi murid SMK, memperkuat kesiapan mereka menghadapi tantangan global dan memenuhi kebutuhan dunia industri,” ujarnya.
Program PKL ini menjadi titik balik bagi banyak murid. Tidak hanya memperkuat kemampuan akademis (academic skills) dan penguasaan keterampilan teknis sesuai bidang yang ditekuni (technical skills), tetapi juga membangun kecakapan kerja (employability skills) seperti kerjasama tim dan penyelesaian masalah dan keterampilan lain yang dibutuhkan di abad 21 ini yaitu komunikasi, kreatifitas, berpikir kritis dan kolaborasi yang menjadi bekal penting untuk menghadapi dunia kerja sebenarnya.
“Proses pembelajaran di STI memotivasi saya untuk terus mengembangkan potensi di dunia teknologi. Kesempatan terjun langsung ke dunia kerja di Samsung membuat proses belajar saya lebih matang, karena saya tidak hanya mendapat teori, tapi juga pengalaman praktik nyata yang membuka wawasan tentang tantangan industri sesungguhnya,” kata Amalia Putri Dewi Cahyani, Alumni STI dari SMK Muhammadiyah 3 Weleri.
Sementara peserta PKL STI dari SMK 11 Bekasi Rafel Felino Edwin mengatakan, setiap tahap di STI melatih untuk disiplin, tekun, dan meningkatkan rasa ingin tahu.
“Saat PKL di Samsung pun saya merasakan langsung dinamika dunia kerja, melihat proses produksi nyata, memahami sistem lintas divisi, dan terlibat dalam aktivitas industri. Pengalaman praktik ini memperkaya wawasan dan menjadi bekal berharga untuk karir saya ke depan,” ujarnya.
STEVY WIDIA