youngster.id - Kehadiran teknologi digital telah menjembatani kebutuhan masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023. Meski demikian tingkat penetrasi internet terbesar masih di wilayah perkotaan.
Untuk mendorong pemerataan akses internet dan optimalisasi pelayanan publik Pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi (BAKTI) meluncurkan Satelit Multi Fungsi SATRIA-1.
Kepala DIvisi Infrastruktur Satelit BAKTI, Sri Sanggrama Aradea mengatakan, layanan akses internet menggunakan satelit SATRIA-1 ini akan difokuskan untuk kebutuhan layanan publik terutama di sektor pendidikan.
“Satelit ini dimanfaatkan untuk menyediakan akses internet di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Target kami ialah menghadirkan internet ke layanan pemerintah terutama untuk sekolah, rumah sakit, puskesmas, Kantor Polisi, Kantor TNI,” kata Aradea dalam diskusi Forwat x BAKTI Kominfo, Senin (31/7/2023) di Jakarta.
Aradea menjelaskan, manfaat satelit ini bagi sektor pendidikan adalah mendukung layanan internet cepat dari sekolah tingkat SD hingga Pesantren.
“Konektivitas memungkinkan sekolah – sekolah pedesaan untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam kelas dan meningkatkan kesempatan belajar bagi kaum muda,” paparnya.
Sedang untuk sektor kesehatan, SATRIA-1 rencananya akan melayani 3.700 titik Puskesmas, Rumah Sakit, dan layanan kesehatan lainnya Sehingga layanan internet cepat bisa memudahkan konektivitas layanan kesehatan terutama di daerah 3T.
Selanjutnya di sektor Polhukam, fasilitas internet cepat dari SATRIA-1 ini membantu TNI dan POLRI di 3.900 titik dalam memenuhi kebutuhan administrasi pertahanan dan keamanan.
Yang terakhir, sektor pemerintah daerah, internet cepat bisa mendukung 47.900 titik kantor desa/kelurahan dan kecamatan di Indonesia.
“Meski tidak langsung melayani masyarakat, penggunaan setelah jam kerja bisa saja dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat mengingat kantor-kantor ataupun fasilitas pemerintah yang dimaksud tersebut merupakan perpanjangan tangan Pemerintah. Beberapa mungkin pernah mendengar bahwa ada masyarakat yang ramai-ramai datang ke klinik untuk menikmati akses internet, itu kami bebaskan,” ungkapnya.
Saat ini satelit SATRIA-1 sudah diluncurkan dan merupakan satelit pertama dengan teknologi very High througput satellite (vhts) dan frekuensi ka-band.
Project Manager Satria-1 PT Pasifik Satelit Nusantara Nia Asmady mengatakan, satelit ini mampu memberikan layanan internet lebih cepat dan jangkauan lebih luas selama 15 tahun dengan kapasitas transmisi 150Gbps, terbesar di Asia.
“Satelit SATRIA-1 ini untuk memperkuat infrastruktur TIK, menghapus kesenjangan akses internet di Indonesia serta mempercepat transformasi digital,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Guru Besar Universitas Airlangga Prof Henri Subiakto.
“Dengan Satria yang milik RI dan dikendalikan Indonesia akan sangat relevan untuk menjaga kedaulatan internet negeri. Berbeda halnya dengan kalau kita menggunakan satelit Starlink milik Elon Musk,” ucapnya.
Rencananya satelit ini akan memasuki orbit dan berfungsi optimal pada akhir tahun 2023.
STEVY WIDIA