Sayed Muhammad : Memanfaatkan Teknologi Digital Untuk Mengangkat Produk Kreatif Lokal

Sayed Muhammad, Cofounder & CEO Urban Sneaker Society (USS) Networks dan Local.id (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Sneakers menjadi salah satu jenis sepatu yang paling populer di kalangan milenial. Tak hanya brand luar negeri, kini produk sepatu casual dari brand lokal juga banyak dipakai anak-anak muda. Maklum, produk sneaker dari brand lokal juga memiliki kualitas dan desain bagus, sehingga mampu memikat dan menginspirasi anak-anak muda Indonesia.

Hal itu terlihat dalam gelaran Urban Sneaker Society  (USS) Networks yang telah bergulir dua kali. Misi utama dari event USS Network ini adalah mengangkat brand local. Tahun ini ajang USS Networks berlangsung 9-11 November 2018 di Pacific Place Jakarta. Di event ini tak hanya menampilkan produk-produk sneaker, tetapi juga sejumlah produk streetwear. Event tahunan ini digagas oleh Sayed Muhammad.

“Inspirasi atau lahirnya USS Networks ini salah satunya datang dari para penggemar sneaker, karena sampai kapanpun para penggemarnya akan tetap selalu ada,” ucap Sayed, Cofounder dan CEO USS Networks, saat ditemui youngster.id di GoWork kawasan SCBD Sudirman Jakarta belum lama ini.

Menurut Sayed, melalui USS Network produk karya anak muda Indonesia akan makin dikenal di kalangan masyarakat.

“Adanya USS Network ini tentu sesuai dengan visi dan misi kami, yaitu ingin memberikan peluang baru bagi anak negeri lain yang memiliki potensi dalam upaya mengangkat potensi brand lokal mereka. Jadi setiap event yang kami buat ini, paling tidak menjadi sarana dan kesempatan para pelaku ekonomi lokal untuk memperkenalkan secara langsung produk maupun karya mereka sehingga dikenal luas oleh masyarakat,” tutur Sayed.

Pada ajang USS Network tahun ini, misalnya, sebanyak 40% tenant diisi oleh brand lokal. Lebih dari itu, label-label Tanah Air itu dipastikan berkualitas karena terpilih melalui kurasi ketat. Beberapa label lokal yang ikut serta seperti NAH Project, Never Too Lavish, Ya Juga Ya dan lain-lain. Sementara brand-brand internasional yakni Adidas, Puma, Patta, Guess, SBTG, Limited Edt hingga Flesh Imp.

“Jadi, di sini kami memberikan kesempatan bagi pemilik brand lokal ini berada di panggung yang sama dengan label internasional. Karena sejalan dengan cita-cita USS yang ingin eksis sebagai acara sneakers terbesar di Asia Tenggara. Pastinya brand lokal, harus sama-sama diangkat, sehingga bisa kian dilirik,” ungkap Sayed. “Yang nggak kalah penting para brand lokal memiliki value bahwa masyarakat luas akan lebih banyak tahu tentang keberadaan para brand-brand tersebut,” tambahnya.

 

Senang Internet

Sejatinya, sebelum mengembangkan platform USS Networks, Sayed telah membuat Local.id. Ini adalah sebuah portal terintegrasi dengan empat unit bisnis, untuk mewadahi industri kreatif Indonesia. Empat unit bisnis tersebut adalah Localbrand, Localtaste, Localfest dan Localtalent.

Portal Local.id sendiri sudah ia rintis sejak November 2011 lalu. Ketika itu, perkembangan startup di Indonesia, khususnya e-commerce mulai menggeliat. Hal itu terjadi karena semakin akrabnya masyarakat Indonesia dengan dunia internet, khususnya untuk kemudahan berbelanja dengan bantuan teknologi.

“Kita punya potensi perancang busana lokal begitu besar, tapi mereka tidak punya tempat atau fasilitas khusus untuk mengembangkan usaha mereka. Padahal market atau demand-nya sangat besar. Dari situlah terbersit ide untuk membangun bisnis berbasis online,” tutur Sayed.

Langkah ini awalnya tidak mudah. Pasalnya alumni Fakultas Ekonomi UI ini harus meninggalkan pekerjaan di sebuah perusahaan sekuritas, dengan posisi yang telah mapan.

“Sesungguhnya berbinis itu sudah jadi passion saya. Sejak kuliah saya sudah pernah coba-coba punya usaha sendiri, tetapi karena saya sendirian jadinya terbengkalai. Apalagi kemudian orang tua minta saya untuk kerja kantoran selesai kuliah,” kisahnya.

Sayed sendiri mengaku tertarik dengan internet. Waktu masih di bangku SMA ia pernah buat website sendiri. Namun dia malah memutuskan untuk kuliah di bidang ekonomi. Toh, kesempatan untuk menekuni internet dia peroleh setelah bekerja di Mandiri Sekuritas.

Di tahun 2011 ketika bisnis online mulai ramai, dia melihat potensi bisnis dalam jaringan (daring). Dari sanalah dia membuat local.co.id. “Saya lihat ini potensinya besar banget. Lalu, waktu itu sudah banyak anak muda yang buka toko baju, mereka sudah bangga pakai brand Indonesia. Supply-nya banyak, demand-nya banyak, tapi kebanyakan yang dijual offline,” paparnya.

Karena banyaknya permintaan, akhirnya dia memutuskan untuk terjun 100% mengelola bisnis ini. Awalnya, usaha berbasis internet yang dintis Sayed sempat ditentang orangtuanya. Tetapi, melihat tekad kuat Sayed, akhirnya mereka mendukung.

“Kami fokus sama produk-produk Indonesia, terutama di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Sejak awal positioning kami adalah trendy dan affordable. Kami mau menampilkan produk yang trendi buat anak muda tapi harganya terjangkau. Jadi masuk kelas menengah buat usia 18 sampai 28 tahun. Fokus kami ke fashion dan lifestyle,” ungkapnya.

Sayed membidik anak muda sebagai segmen pasar utamanya. Menurut dia, pasar remaja dan kelas menengah punya potensi besar karena populasinya yang besar, terutama kaum menengah paling besar. “Anak muda juga konsumtif banget tapi juga selalu mengikuti tren, Makanya kita harus pintar-pintar dalam membaca tren,” ujar Sayed.

Ternyata tak sekadar produk, Sayed juga punya visi menjadikan bisnis ini sebagai ”melting pot” bagi para pelaku bisnis industri kreatif, untuk saling mengembangkan dan meraih kesuksesannya. Apalagi yang dia sasar adalah masyarakat urban usia muda.

“Potensi industri kreatif kita besar sekali. Seperti saya bilang, kami mau jadi melting pot buat industri kreatif. Jadi, selain fesyen, juga ada kuliner, musik, art dan lain-lain,” ujarnya.

Oleh karena itu, sejak tahun 2013 bersama Local, Sayed mulai menggelar banyak event. Lahirlah Localfest yang menggabungkan fesyen, kuliner, musik ada art exhibition. “Biasanya industri kreatif itu saling terkoneksi. Biasanya mereka yang suka fesyen, juga suka film dan musik. Dengan banyak hal terkoneksi itu, kami juga pernah jadi official merchandise untuk acara Soundraline,” kisahnya.

Dari sinilah akhirnya bergulir terus berbagai event. Sayed juga mendirikan Kafe Typology di tahun 2014. Selain itu, Sayed juga memiliki toko fesyen di Kuningan City, dan sejumlah gerai kuliner di New Soho. “Konsepnya seperti portal Local cuma lebih versi offline,” ucapnya.

 

Sayed Muhammad pada acara Urban Sneaker Society (USS) Networks (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

 

Utamakan Lokal

Sayed mengaku kini bisnisnya terus bergulir. Meski telah bekerjasama dengan brand luar, tetapi dia tetap konsisten untuk mengutamakan produk dan pelaku bisnis lokal. Misalnya di kuliner, jualan makanannya bisa apa saja, seperti pizza atau hotdog, tapi brandnya Indonesia. Karena dimiliki atau dijalankan oleh orang Indonesia, berarti cita rasanya sudah disesuaikan denga selera orang Indonesia. Kalau untuk fesyen, diakuinya, memang masih banyak berkaca dari luar negeri, seperti Inggris.

“Semua itu nggak masalah karena yang penting yang membuatnya orang Indonesia. Karena yang kita angkat adalah orangnya,” ujarnya.

Hal itu juga yang dia terapkan pada USS di Jakarta. “Kami berkomitmen untuk mengangkat potensi talenta dan brand lokal Indonesia sehingga makin dikenal di kalangan masyarakat luas,” tegas Sayed.

Sayed ingin menjadikan USS Networks sebagia event sneaker terbesar di Asia dengan target 20 ribu pengunjung. Sesuai dengan visi dan misinya, Sayed berharap dengan adanya USS Networks ini ingin memberikan peluang baru bagi anak negeri lain dalam upaya mengangkat potensi brand lokal mereka.

“Jadi setiap event yang kami buat ini, paling tidak menjadi sarana dan kesempatan bagi para pelaku ekonomi lokal untuk memperkenalkan secara langsung produk maupun karya mereka sehingga dikenal luas oleh masyarakat,” pungkas Sayed.

 

===================================

Sayed Muhammad

==================================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version