youngster.id - Perusahaan modal ventura (venture capital/VC) yang berfokus pada startup di tahap awal, East Ventures, didirikan pada tahun 2009 oleh Willson Cuaca, Taiga Matsuyama, dan Batara Eto. Selama 15 tahun perjalanannya, East Ventures telah mendanai lebih dari 300 startup dan 500 founder.
Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures mengatakan, perjalanan ini tidaklah mudah, tetapi dengan berfokus pada nilai-nilai dan kekuatan yang dimiliki, East Ventures berhasil menghadapi berbagai tantangan, beradaptasi dan tetap percaya pada kemampuannya dalam melihat lebih jauh dari apa yang hanya terlihat di depan mata (beyond the obvious).
“Selama 15 tahun, East Ventures telah membangun ekosistem yang besar, solid, dan dinamis dengan lebih dari 300 perusahaan portofolio dan lebih dari 500 founder dalam mendukung tujuan nasional dan mendorong kolaborasi regional,” kata Wilson, dikutip Rabu (8/1/2025).
Di Indonesia, ekonomi diperkirakan dapat kembali berjaya ke masa sebelum pandemi, dan negara ini diprediksi akan menjadi satu-satunya negara di Asia Timur dan Pasifik yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif pada tahun 2024 dan 2025.
Kepercayaan East Ventures terhadap Indonesia semakin menguat dengan peluncuran edisi kelima dari East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI), yang mengusung tema “Mewujudkan Kedaulatan Digital Indonesia”. Laporan ini menunjukkan tren positif dimana indeks negara mengalami kenaikan dari 37,8 pada tahun 2023 menjadi 38,1 pada tahun 2024, memperlihatkan upaya setiap provinsi dalam mempercepat transformasi digital dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi digitalnya.
East Ventures juga berkolaborasi dengan Praja Mangkunegaran, sebuah monarki keadipatian di pulau Jawa, dengan menjadi Digital Partner resmi Mangkunegaran. Mangkunegaran telah meluncurkan program-program yang memberdayakan UMKM dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, bertindak sebagai katalisator untuk perubahan sosial dan ekonomi.
“East Ventures antusias dalam mendukung inisiatif ini, terutama dengan berbagi pengetahuan yang dimiliki sebagai pelopor perusahaan venture capital di Indonesia, untuk mendukung ‘Culture Future’ secara menyeluruh,” tambah Wilson.
Menurut Wilson, pandangan East Ventures terhadap teknologi digital sebagai salah satu katalis dari apa yang telah dibangun selama 15 tahun terakhir terbukti benar. Namun, Indonesia masih perlu memiliki ekosistem yang lebih baik dan dapat mendorong pertumbuhan bisnis lokal.
“East Ventures berharap dapat melihat lebih banyak lagi kebijakan yang mendukung lanskap startup Indonesia, serta investasi dan inovasi kreatif dari para pengusaha local,” ucapnya.
Sejurus dengan itu, maka di tahun 2025 ini terdapat beberapa sektor yang akan menjadi fokus East Ventures:
- Startup berbasis AI
Pada tahun 2025, East Ventures memprediksi bahwa ekosistem startup AI akan benar-benar berkembang. Sekitar 25% bisnis akan mulai menggunakan Generative AI (GenAI) dan berencana untuk menerapkan agen AI. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 50% pada tahun 2027.
Pertumbuhan yang menarik ini didorong oleh inovasi baru yang dirancang untuk membantu perusahaan bekerja lebih efisien dan meningkatkan produktivitas di berbagai industri.
- Inovasi kesehatan
Tahun lalu, East Ventures melanjutkan dukungannya terhadap Kementerian Kesehatan Indonesia melalui Health Innovation Sprint Accelerator (HISA) 2024, sebuah kompetisi teknologi kesehatan yang bertujuan untuk memperkuat founder dalam menghadapi tantangan kewirausahaan.
East Ventures juga melakukan progres signifikan di sektor kesehatan Singapura, dengan aktif berkolaborasi dalam inisiatif pemerintah untuk mendorong kemajuan sektor kesehatan. Seperti misalnya, melalui kerjasama dengan National Health Innovation Centre Singapore (NHIC).
Proyeksi East Ventures untuk tahun ini bagi industri kesehatan adalah akan semakin banyak perusahaan yang mengandalkan AI untuk meningkatkan perawatan pasien dan memperlancar sistem operasional.
Semakin banyak startup yang memanfaatkan AI untuk diagnosis real-time dan menciptakan rencana perawatan yang dipersonalisasi. Beberapa perusahaan portofolio kesehatan East Ventures, seperti MeshBio, Aevice Health, dan PathGen, juga telah menggunakan pendekatan ini.
- Teknologi iklim
Sektor ini tetap menjadi area fokus penting, terutama dalam mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan dan penghitungan karbon. Pada bulan April 2024, East Ventures kembali meluncurkan Laporan Keberlanjutan tahunannya, yang menunjukkan upaya dan kemajuan berkelanjutan dalam mengintegrasikan kerangka kerja Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) dalam operasi perusahaan dan di seluruh ekosistem East Ventures.
Bersama dengan Kadin Indonesia, East Ventures juga meluncurkan Emission Calculator & Visualization Southeast Asia (ECOVISEA), kalkulator gas rumah kaca berbasis web gratis. Berkat inisiatif ini, East Ventures sekali lagi diakui dalam daftar FORTUNE Indonesia Change the World.
Kompetisi Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) yang sangat dinanti juga kembali hadir tahun lalu, dimana East Ventures kembali berkolaborasi dengan Temasek Foundation. Pada tahun 2024, kegiatan ini menerima respons luar biasa dari lebih dari 500 pendaftar dari lebih dari 50 negara di seluruh dunia.
Tiga inovator iklim muncul sebagai juara yang memenangkan total Rp 10 miliar dalam pendanaan hibah untuk menguji solusi mereka di Indonesia: SunGreenH2, Hydrogen Refinery, dan AC Biode. Selain itu, DayaTani terpilih untuk menerima investasi sebesar US$50.000 dari Bakti Barito Foundation, sementara ENWISE menerima hadiah uang tunai sebesar US$50.000 dari Sinarmas Agribusiness & Food. CIIC akan kembali lagi tahun ini—para inovator teknologi iklim, pastikan proposal Anda siap!
Dalam ekosistem East Ventures, perusahaan-perusahaan yang fokus pada teknologi hijau seperti Rekosistem dan Jejakin juga sedang bekerja pada masalah penting ini. Solusi sedang dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi, sejalan dengan tujuan keberlanjutan global.
Melalui usaha kolaboratif dan komitmen East Ventures terhadap sektor teknologi iklim, tahun lalu East Ventures juga dianugerahi “ESG Award: Best Investor on Impact Investment” oleh KEHATI.
- Teknologi konsumen (consumer tech)
Perkembangan e-commerce melalui pengalaman belanja yang dipersonalisasi dan otomatisasi layanan pelanggan melalui chatbot juga akan terus meningkat dalam teknologi konsumen. Permintaan akan solusi AI diperkirakan akan tumbuh seiring dengan investasi bisnis pada alat yang memperlancar operasional.
Startup yang didukung East Ventures seperti Cosmart sedang menangani hal tersebut dan menghadirkan solusi pengalaman berbelanja yang lebih baik.
“Dalam upaya untuk terus menjadi semakin baik di tahun yang baru, East Ventures berkomitmen untuk menerapkan strategi yang dapat membuat Asia Tenggara mampu memenuhi potensi ekonominya. East Ventures memiliki kepercayaan yang besar pada kawasan ini selama lebih dari satu dekade, dan akan terus bekerja keras serta fokus untuk membuktikan bahwa Asia Tenggara dapat dipercaya untuk terus maju,” tutup Wilson. (*AMBS)
Discussion about this post