youngster.id - Industri startup sedang menjadi sorotan di Tanah Air. Berbagai langkah dilakukan pemerintah untuk mendorong bermunculan para pelaku bisnis pemula itu. Namun seiring itu banyak perusahaan rintisan yang gugur di tengah jalan.
Perusahaan modal ventura Eastventure dalam pernyataan resmi menyatakan bahwa kemunculan startup di Indonesia turun sebesar 23% pada paruh I 2017 secara tahunan.
Namun, dalam keterangan tertulis Eastventure tersebut terdapat beberapa hal menarik. Pertama, e-commerce masih menarik, namun masih didominasi oleh pemain besar seperti Tokopedia dan Lazada.
Kedua, minat Finance technology akan tumbuh karena bank besar tidak bisa menyelesaikan sendiri permasalahannya. Ketiga, Health technology dan agritechnology juga menarik, namun investor belum melihat adanya startup yang mendominasi bidang ini.
Terkait hal ini, salah satu pelaku start Chief Executive Officer Sleekr Suwandi Soh menyatakan biaya untuk memulai sebuah technology company makin besar saat ini terutama terkait ketersediaan sumber daya manusia.
“Kemudian faktor inovasi yang masih kurang, sehingga lebih banyak produk atau layanan me-too. Ini juga menyebabkan angka gugur tinggi,” ungkap Suwandi.
Menurut dia, terkait pendanaan, tantangan terbesar yang dihadapi pelaku startup adalah menunjukkan kepada investor seberapa besar masalah yang sedang dihadapi. Serta meyakinkan seberapa besar kemampuan sebuah perusahaan, teknologi, dan tim dalam memecahkan persoalan tersebut.
STEVY WIDIA
Discussion about this post