youngster.id - Perusahaan rintisan atau startup e-commerce Indonesia Ula dikabarkan mendapat kucuran dana investasi dari orang terkaya di dunia, Jeff Bezos. Ula membantu peretail kecil untuk memecahkan kebuntuan yang mereka hadapi di rantai pasok, stok, dan modal kerja. Perusahaan ini mengoperasikan marketplace business to business untuk membantu para peretail kecil.
Dilansir dari techcruch, Senin (4/10/2021), Jeff berinvestasi pada Ulu melalui perusahaan keluarganya, Bezos Expeditions. Pendanaan tersebut rencananya juga melibatkan B Capital Group, Tencent, dan Prosus Ventures, yang diperkirakan rampung pada bulan ini.
Ula didirikan oleh Nipun Mehra, Alan Wong, Derry Sakti, dan Riky Tenggara. Dalam siaran pers resmi perusahaan rintisan B2B ecommerce marketplace ini mengungkapkan telah mengumpulkan pendanaan seri B sebesar US$87 juta (atau setara dengan Rp 1,24 triliun yang dipimpin bersama oleh Prosus Ventures, Tencent, dan B-Capital. Pendanaan ini juga diikuti oleh Bezos Expeditions, yang merupakan perusahaan venture capital milik pendiri dari Amazon, Jeff Bezos, beserta investor-investor terkemuka di Asia Tenggara lainnya yaitu Northstar Group, AC Ventures, dan Citius.
“Memecahkan kompleksitas masalah rantai pasokan di Indonesia merupakan sebuah upaya yang sangat menantang dan berdampak. Sebagai perusahaan yang dibangun dari sebuah komunitas, kami tidak dapat meremehkan pentingnya memberikan layanan yang selalu dapat diandalkan oleh pelanggan kami, khususnya layanan yang dapat memberikan perbedaan yang nyata bagi kehidupan mereka. Tim kami akan senantiasa berjuang untuk dapat memberikan manfaat penggunaan teknologi bagi jutaan warung di Indonesia, khususnya di luar daerah metropolitan,” ungkap Riky Tenggara, Co-Founder dan Chief Operating Officer Ula dalam siaran pers, Senin (4/10/2021).
Para investor yang telah mendanai Ula pada seri sebelumnya seperti Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global, juga turut berpartisipasi kembali pada pendanaan seri B kali ini. Ula juga turut mengajak Pandu Sjahrir, yang merupakan seorang investor berpengalaman serta pengusaha, sebagai penasehat perusahaan.
Pendanaan Seri B Ula, yang diumumkan hanya delapan bulan setelah pendanaan Seri A di bulan Januari, akan digunakan untuk investasi pada pertumbuhan kehadiran Ula di seluruh Indonesia, penambahan kategori baru, pengembangan layanan Beli-Sekarang-Bayar-Nanti (Buy-Now-Pay-Later, BNPL), serta pembangunan teknologi baru, infrastruktur logistik, dan rantai pasokan lokal.
Pendanaan Seri B Ula ini adalah kali ke-dua Ula meraih pendanaan di tahun ini. Hal ini memperkuat komitmen Ula untuk mendukung para pemilik warung tradisional yang kurang terlayani dengan baik, khususnya mereka yang berada di kota Tier 2 hingga Tier 4 di mana akses terhadap sumber daya dan infrastruktur logistik masih menjadi tantangan utama. Selama masa pandemi yang sulit ini, banyak pemilik warung yang telah secara sukses menggunakan teknologi dan solusi dari Ula untuk tetap dapat menjalankan usahanya serta menjamin keselamatan orang-orang yang terlibat dalam usaha tersebut.
Chief Commercial Officer dan Co-founder Ula Derry Sakti mengatakan, misi utama untuk mendukung warung tradisional sangat relevan khususnya di masa pandemi seperti ini. “Kami secara optimal berusaha memperkuat kehadiran Ula, memperbanyak pilihan produk, serta meningkatkan kualitas layanan di daerah pedesaan dan kawasan yang memiliki akses terbatas, dengan tujuan untuk membantu para pemilik warung mempercepat proses pemulihan usahanya akibat COVID-19. Dengan Ula, mereka tidak perlu lagi khawatir tentang pembelian barang, ketersediaan produk, atau bahkan pembayaran, yang tentunya akan memberikan mereka waktu lebih banyak untuk fokus kepada hal lain yang lebih penting. Melihat secara langsung dampak yang telah Ula berikan pada kehidupan pelanggan tentunya menggerakkan tim kami untuk terus maju,” katanya.
Hanya dalam 20 bulan sejak peluncuran dan di tengah kondisi pandemi COVID-19, Ula telah tumbuh sebesar 230 kali lipat dan sekarang menawarkan lebih dari 6,000 produk serta melayani lebih dari 70,000 warung di dalam platformnya. Ula memiliki tim yang tersebar di 3 negara dan merupakan salah satu perusahaan rintisan dengan pertumbuhan tercepat di kawasan ini.
Seri pendanaan Ula sebelumnya meliput pendanaan awal sebesar US$10.5 juta pada Juni 2020 yang dilanjutkan dengan pendanaan Seri A pada bulan Januari 2021 sebesar US$20 juta.
STEVY WIDIA
Discussion about this post