Startup Indonesia Perlu Bangun Kepercayaan Dan Pemerataan Ekosistem

pendanaan startup

34,1% Startup kesulitan mendapatkan pendanaan modal usaha. (Foto: Ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Kementerian Komunikasi dan Digital RI mengungkapkan, startup di Indonesia tengah menghadapi tantangan signifikan, mulai dari terbatasnya akses pendanaan, kurang merata ekosistem hingga rendahnya tingkat inovasi.

Pendanaan tetap menjadi isu utama bagi para pelaku startup. Sebanyak 34,1% dari mereka melaporkan kesulitan dalam mendapatkan modal usaha. Meskipun investasi di sektor ini meningkat dari tahun ke tahun, jumlah pendanaan yang diterima startup justru merosot tajam.

Pada tahun 2022, nilai investasi jatuh dari US$11,35 miliar menjadi hanya US$3,69 miliar. Penurunan ini disinyalir akibat kehati-hatian investor, yang menilai banyak startup Indonesia belum memenuhi standar internasional.

Untuk itu, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengajak para investor global untuk menaruh kepercayaan pada startup Indonesia.

Kemkomdigi telah melaksanakan berbagai inisiatif untuk mengembangkan ekosistem startup di Indonesia melalui HUB.ID Connection Hub dan Startup Indonesia Dashboard. Hasilnya, dalam ajang HUB.ID Connection Hub 2025, Kemkomdigi mempertemukan 20 startup unggulan Indonesia dengan investor global.

“Startup unggulan ini mencerminkan kreativitas dan ketangguhan generasi baru inovator Indonesia. Mereka membawa semangat global, tetapi tetap berakar pada solusi untuk masyarakat,” ujar Meutya dikutip dari siaran pers, Rabu (29/10/2025).

Selain pendanaan, dokumen Rencana Strategi Komdigi 2025–2029 mengungkapkan, perkembangan ekosistem startup tidak merata. Di Indonesia, terdapat sekitar 64% startup yang berada di Pulau Jawa, khususnya Jabodetabek, Bandung, dan Malang. Di sisi lain, hanya 1-5% startup yang sukses berkembang, menunjukkan ketimpangan antara pusat dan daerah. Komdigi mencatat bahwa 48,1% startup masih berstatus mikro, menghadapi tantangan dari infrastruktur yang minim hingga terbatasnya akses ke komunitas pendukung.

Minimnya distribusi peluang berinovasi juga menjadi masalah krusial. Negara ini hanya memiliki 166 creative hub dan 14 lembaga inkubator tersertifikasi dari total 389 inkubator, dengan mayoritas terpusat di kota-kota besar. Laporan menunjukkan bahwa 32,7% startup masih beroperasi dalam sektor yang terlalu umum, sehingga sulit menghasilkan keunggulan kompetitif.

Ketersediaan talenta digital yang terampil menjadi kendala tambahan. Sekitar 90% perusahaan mengindikasikan bahwa tenaga kerja digital saat ini belum memenuhi standar industri, dan 52% dari mereka kesulitan menemukan pekerja dengan keterampilan yang dibutuhkan. Ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara kebutuhan industri dan keterampilan yang tersedia di pasar.

Dalam menanggapi tantangan ini, Komdigi merumuskan langkah-langkah strategis yang bertujuan untuk memperkuat ekosistem startup sekaligus meningkatkan distribusi inovasi. Menurut rencana, ada fokus pada pelatihan bagi pendiri startup dan penguatan inkubator. Di samping itu, upaya untuk memperluas pengembangan startup di luar Jawa akan diintensifkan, guna menciptakan ekosistem yang lebih inklusif.

Kementerian Komdigi juga memperkenalkan Startup Indonesia Dashboard, basis data nasional yang terintegrasi untuk memetakan dan menghubungkan startup dengan investor di berbagai sektor dan wilayah.

Platform ini akan membantu investor menilai potensi bisnis, dan membantu pembuat kebijakan melihat arah pertumbuhan digital nasional. “Ketika semua saling terhubung, inovasi akan tumbuh,” ujar Meutya.

Ke depan, Menteri Meutia menegaskan, Komdigi juga berupaya untuk mengoptimalkan inovasi melalui pengembangan teknologi. Rencana ini termasuk memperluas jaringan innovation hub di berbagai daerah, yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan startup berbasis teknologi. Inisiatif ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional hingga 8% pada 2045.

Pemerintah percaya bahwa terdapat potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan, terutama dalam konteks angel investor yang bisa mendorong pertumbuhan startup. Meningkatkan kesadaran dan pendekatan investasi di kalangan calon investor menjadi strategi yang perlu dilakukan agar sektor ini dapat berkembang lebih pesat.

 

 

STEVY WIDIA

 

 

Exit mobile version