youngster.id - Indonesia diproyeksikan membutuhkan lebih dari 9 juta tenaga kerja digital pada 2030 seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital yang diperkirakan mencapai USD$ 366 miliar. Salah satu faktor kunci agar mampu bersaing di tingkat regional dan global adalah ketersediaan tenaga profesional yang terampil, terutama di sektor fintech, venture capital, dan inovasi keuangan digital.
Untuk mendukung daya saing dan penguatan kompetensi professional teknologi keuangan, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (AMVESINDO) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk memperkuat kompetensi tenaga kerja di sektor teknologi keuangan dan pendanaan startup.
Sekretaris Jenderal AFTECH, Firlie Ganinduto, menegaskan pentingnya penguatan kualitas sumber daya manusia sebagai fondasi ekosistem fintech yang sehat.
“Fintech berkembang sangat cepat, dan kualitas talenta menentukan keberlanjutan industri. Kerja sama ini menjadi wujud komitmen kami untuk memastikan tersedianya kurikulum pelatihan dan sertifikasi profesional yang relevan dengan kebutuhan industri dan selaras dengan standar internasional, agar talenta Indonesia benar-benar siap bersaing di era ekonomi digital,” katanya dikutip Jumat (12/12/2025).
MoU ini menjadi landasan bagi kedua asosiasi untuk merancang program pelatihan terakreditasi, menyusun kurikulum yang relevan dengan perkembangan industri. Serta memfasilitasi sertifikasi profesi guna meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia, baik di tingkat nasional maupun global.
Kerja sama ini juga mencakup penguatan tata kelola, manajemen risiko, responsible investment, penyelenggaraan masterclass akselerasi startup, publikasi bersama, serta kegiatan promosi investasi di sektor teknologi finansial dan venture capital.
Ketua AMVESINDO, Eddi Danusaputro, menambahkan bahwa kebutuhan talenta di sektor venture capital dan startup semakin kompleks. Investor saat ini tidak hanya mencari startup dengan pertumbuhan cepat, tetapi juga tim yang memahami governance, keberlanjutan, serta kesiapan ekspansi global.
“Melalui MoU ini, kami ingin membantu menciptakan talenta dan founder yang lebih siap menghadapi kebutuhan pasar global, mulai dari fundraising, pengelolaan risiko, sampai kesiapan tata kelola untuk scale-up,” katanya.
Selain pelatihan, kedua asosiasi juga sepakat memperkuat aspek kepatuhan dan tata kelola melalui sosialisasi regulasi, panduan hukum, serta tools self-assessment yang dapat digunakan oleh perusahaan fintech, venture capital, dan startup untuk meningkatkan kualitas operasional dan mitigasi risiko.
Kerja sama ini juga akan mendukung program Digital × Real Sector Launchpad dari AFTECH, yang bertujuan mendorong transformasi digital sektor riil melalui kolaborasi antara perusahaan teknologi dan pelaku industri tradisional. Dengan dukungan AMVESINDO, inisiatif ini diharapkan dapat melahirkan inovasi berkelanjutan, memperluas akses pendanaan, serta memperkuat produktivitas sektor riil Indonesia.
STEVY WIDIA
