youngster.id - Startup teknologi perikanan asal Indonesia, Banoo jadi finalis program kewirausahaan wanita WE Innovate. Ini merupakan program kompetisi yang dijalankan oleh akselerator startup wanita di Imperial College London, yakni Imperial Enterprise Lab.
Banoo berhasil meraih hadiah dalam program tahun ini karena dinilai telah mendukung petani ikan di Indonesia menjadi lebih produktif.
“Program ini sangat membantu kami, mulai dari intelectual property (IP) hingga penemuan pelanggan,” kata Selly Shafira pendiri Banoo dalam siaran pers, Jumat (1/7/2022).
Banoo didirikan oleh Selly Shafira bersama Fajar Sidik Abdullah Kelana, Lakshita Aliva Zein, Muhammad Adlan Hawari, dan Fakhrudin Hary Santoso pada tahun 2018. Mereka adalah alumni Universitas Gadjah Mada (UGM). Banoo menyasar pasar pembudidaya karena potensinya besar di Indonesia.
Banoo mengembangkan teknologi akuakultur yang terjangkau dan terintegrasi bagi pembudidaya ikan. Teknologi ini berfungsi untuk memantau dan memecahkan masalah kualitas air secara real-time melalui sistem Internet of Things (IoT), termasuk sistem aerasi microbubble, sensor kualitas air, serta aplikasi seluler.
Teknologi Banoo memungkinkan pembudidaya untuk memantau kolam mereka dari jarak jauh. Selain itu, teknologi dari Banoo mampu menyemprotkan oksigen yang merata hingga membuat metabolisme ikan meningkat dan nafsu makannya bertambah. Alhasil, masa panen menjadi lebih pendek dari empat bulan menjadi tiga bulan. Pembudidaya ikan pun dapat meraup pendapatan lebih banyak, karena produktivitas meningkat.
Pada kompetisi itu, Banoo mendapatkan hadiah senilai £ 15.000 atau sekitar Rp 270 juta. Pada final tatap muka, lima finalis saling berhadapan dengan harapan memenangkan bagian dari hadiah senilai £ 30.000 atau sekitar Rp 360 juta.
Program WE Innovate telah memberikan berbagai peluang bagi wanita yang tertarik dengan kewirausahaan, mulai dari pengembangan ide bisnis, keterampilan kewirausahaan, hingga meningkatkan investasi serta jaringan.
STEVY WIDIA