youngster.id - Berbagai upaya dilakukan Pemerintah untuk mendorong dan menumbuh-kembangkan kewirausahaan di Indonesia. Salah satunya melalui penyelenggaraan Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) yang digelar Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM).
Melalui EEF ini KemenKopUKM berupaya mengakselerasi wirausaha dan startup dalam mendapatkan akses pembiayaan dan permodalan berbasis ekosistem klaster wirausaha.
Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah mengatakan, pihaknya memiliki beberapa inovasi atau strategi untuk mengakselerasi dan akses pembiayaan wirausaha ini. Antara lain melalui kerja sama dengan empat Corporate Akselerator (CA) yang berpengalaman dan memiliki latar belakang sebagai akselerator untuk para wirausaha dan startup.
“Upaya ini diharapkan dapat mengakselerasi lebih cepat lagi akses pembiayaan dan permodalan bagi para wirausaha,” ucap Azizah, dikutip Rabu (26/7/2023).
Adapun keempat CA yang digandeng untuk program akselerasi wirausaha ini adalah LBS Urun Dana, Arqam, Siger Hub, dan MBN Consulting.
Program akselerasi wirausaha dari LBS Urun Dana melalui unit bisnis bisnismaaliyyah dan advicee ini merupakan upaya untuk meningkatkan kelayakan bisnis wirausaha.
Tujuannya, agar dapat diminati investor crowd-funding dalam bentuk pendanaan sukuk maupun saham, dengan tahapan akselerasi berupa open call, webinar, bootcamp, mentoring, dan listing pendanaan dalam platform.
Kemudian, Arqam merupakan lembaga akselerator dari Hijra Group yang mendukung UMKM Indonesia melalui pembinaan, pelatihan keterampilan bisnis yang sistematis, dan berbagai dukungan dan bimbingan lainnya bagi UMKM terpilih.
Sedangkan Siger Innovation Hub adalah lembaga inkubator berbasis koperasi pertama di Indonesia, yang berkantor pusat di Lampung. Siger Hub menginkubasi startup, koperasi, dan UMKM yang menjadi wadah pengembangan bisnis.
Dan, MBN Academy merupakan suatu program yang dirilis untuk membantu para pelaku UMKM dalam tahapan naik kelas bisnis dengan tujuan dapat melakukan ekspansi bisnis lebih meluas lagi serta berkesinambungan.
Program MBN Academy ini memiliki visi untuk menaikkan kelas UMKM melalui digitalisasi bisnis. Sehingga, mempermudah transisi UMKM dalam proses pengembangan usaha.
“Inovasi lainnya, dalam percepatan pertumbuhan rasio kewirausahaan nasional, EFF 2023 difokuskan kepada ekosistem klaster wirausaha yang saling terintegrasi dalam supply chain dan telah memiliki offtaker sebagai konsolidator ekosistem klaster wirausaha,” tambah Azizah.
Menurut Azizah, proses scouting ekosistem klaster wirausaha EFF 2023 telah dimulai sejak Januari 2023 dengan pendekatan 2 metode. Pertama, fasilitasi dengan pola jemput bola langsung kepada wirausaha atau startup yang potensial. Metode kedua, open call (walk in) untuk menjaring ekosistem klaster wirausaha baru.
Dari proses scouting terjaring 22 ekosistem klaster wirausaha potensial. Keberhasilan dari kegiatan ini mencakup proses fase scouting, fase akselerasi, dan sampai kepada fase deals (penyerahan pembiayaan dan permodalan).
“Upaya ini diharapkan akan menjadi momentum semakin banyaknya wirausaha potensial yang terintegrasi ke dalam ekosistem klaster yang meningkat kapasitas bisnisnya melalui peningkatan akses pembiayaan dari lembaga perbankan atau non-bank,” ujar Azizah.
Tak hanya itu, untuk mendanai ekosistem klaster mitra binaan, Kemenkop akan melakukan akselerasi dengan bank penyalur KUR. Pembiayaan KUR klaster ini akan menjadi insentif lebih untuk para pelaku startup dan wirausaha pemula dalam mengembangkan ekosistemnya.
“Dengan tingkat suku bunga yang rendah sebesar 6%, diharapkan terjadi peningkatan kapasitas bisnis dari para pelaku usaha,” kata Azizah.
Sedangkan untuk equity fund, Azizah tidak membatasi jenis usahanya. Namun, diharapkan akan tetap terjadi kesepakatan dalam penyertaan saham yang bertujuan untuk akselerasi pelaku usaha itu sendiri. Sebab, umumnya pelaku usaha di startup atau wirausaha belum memiliki aset yang cukup untuk menjadi agunan dalam pengajuan pendanaan ke perbankan. (*AMBS)
Discussion about this post