youngster.id - Pertengahan tahun 2022 menghadirkan optimisme peluang perbaikan ekonomi yang lebih cepat dan berkelanjutan. Hal ini mendorong Wismilak Foundation kembali menggelar program kompetisi sekaligus ekosistem wirausaha terbesar di Indonesia, Diplomat Success Challenge (DSC).
DSC telah membuka musimnya yang ke-13 bagi para entrepreneur muda Indonesia. Tercatat sampai dengan tahun 2021, sebanyak lebih dari 70 ribu ide bisnis telah didaftarkan sejak awal program DSC diperkenalkan pada tahun 2010. Lebih dari 400 entrepreneur telah dibina, dan lebih dari Rp19 miliar hibah modal usaha telah diberikan.
Pada DSC12 terpilih enam enterpreneur menginspirasi di antaranya, Nico Japar dengan bisnua Portale Cloud Kitchen, Yenni Angreni dengan usaha Arcia Oil, Vania Audrey Pakpahan dengan Pijak Bumi, Gayatri Puspita dengan GUI, M. Fadli Nugraha dengan Gamma Waste, serta Anak Agung Gde Rai Adi dengan bisnisnya bergerak di teknologi edukasi yaitu Koding Akademi.
Semangat ajang kompetisi ini bisa dibilang tak goyah meski turut dihantam badai Pandemi Covid-19. Bahkan penyelenggaraan DSC 2021 berhasil menjaring 18.233 ide bisnis yang mendaftar. Dan, kini DSC 2022 telah siap digelar dan membuka pendaftaran hingga 19 September 2022.
Ketua Dewan Komisioner DSC sekaligus Direktur Wismilak Grup, Surjanto Yasaputera mengatakan, tahun ini penyelenggara DSC fokus pada bisnis yang memiliki strategi keberlanjutan dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan menjadi poin plus di program DSC.
Selain memberikan dana hibah sebesar Rp2 miliar, DSC 2022 juga menawarkan banyak kesempatan berharga bagi wirausahawan muda untuk dapat berkembang. Antara lain pengalaman mendapatkan pendampingan penuh serta bergabung dan berkolaborasi dengan jejaring wirausaha Diplomat Entrepreneur Network (DEN) yang kini memiliki lebih dari 400 anggota.
Seperti apa upaya Diplomat Success Challenge ini dalam mendorong tumbuh kembangnya kewirausahaan di kalangan anak muda Indonesia? Berikut petikan wawancara Wartawan youngster.id Stevy Widia dengan Surjanto Yasaputera:
Apa yang menjadi alasan ulama dari penyelenggaraan Diplomat Success Challenge (DSC)?
Kalau kembali ke awal, kami telah secara konsisten menggelar DSC ini sejak 2010. Alasan kami buat event seperti ini berangkat dari situasi pada waktu itu, yaitu Indonesia yang masih rendah jumlah wirausahawan bahkan tertinggal dibanding negara lain di ASEAN.
(Data Kemenperin 2020: Jumlah wirausaha di Singapura mencapai angka 7% dari jumlah penduduk, sedangkan Malaysia berada di level 5%.)
Padahal ada teori yang mengatakan sebuah negara itu lebih sustainable ekonominya jika ditopang jumlah wirausahawan yang mencapai 6-7%. Berangkat dari situasi itu, kami ingin ikut serta dalam menciptakan wirausaha di Indonesia dan yang kami bisa lakukan adalah membuat program seperti ini. Kami berharap program ini bisa jadi semacam inspirasi.
Bagaimana Anda melihat potensi wirausaha di Indonesia saat ini?
Potensi wirausaha Indonesia masih sangat besar. Masih banyak calon wirausahawan yang membutuhkan pembinaan serta dukungan untuk berkembang. Wirausahawan dalam skala mikro, kecil, dan menengah merupakan nyawa dari perekonomian bangsa yang harus terus dijaga pertumbuhannya serta harus terus kita perkuat ekosistemnya.
Apa yang menjadi syarat untuk bisa mengikuti DSC?
Kompetisi DSC 12 hanya boleh diikuti secara perorangan dan warga negara Indonesia. Peserta boleh mengirimkan ide bisnis sebanyak-banyaknya, dengan catatan atas nama perorangan (satu nama), dan proposal yang terpilih tetap hanya satu proposal atas satu nama. Persyaratan usia peserta yakni 18 sampai 45 tahun, dengan harapan agar generasi muda bisa berani membuat gebrakan.

Apa yang menjadi penilaian utama bagi para peserta DSC?
Seperti penyelenggaraan DSC sebelumnya, penilaian peserta atau challenger mendasarkan pada 3P yaitu Paham, Piawai dan Persona. Karena dengan 3P ini ide bisnis diharapkan bisa berjalan dengan baik dan meraih sukses.
Paham mengacu pada penguasaan terhadap seluruh aspek strategi dan operasional bisnis. Sedangkan Piawai lebih mengacu pada solusi teknis dan inovasi yang dimiliki dan Persona mengacu kepada kepribadian sesorang dalam berbisnis. 3P ini adalah karakter wirausahawan yang paling penting.
Selama 12 tahun digelar seberapa besar antusias kalangan anak muda untuk mengikuti DSC?
Setiap tahun, jumlah proposal yang masuk ke DSC terus meningkat. Pada tahun pertama, ada 600 proposal masuk dan jumlah ini terus meningkat. Bahkan tahun 2021 mencapai 18.233 ide bisnis. Para peserta pun berasal dari Sabang hingga Merauke dengan proporsi, 57% diantaranya merupakan wanita dan 43% lainnya adalah pria.
Jenis bisnis apa yang paling mendominasi dalam kompetisi ini?
Selain jumlah pendaftar yang meningkat, kategori bisnis yang didaftarkan pada DSC12 juga kian beragam. Memang kategori food & beverage masih mendominasi, tetapi kategori yang lain termasuk teknologi juga turut serta.
Apa yang menjadi fokus bisnis pada penyelenggaraan DSC kali ini?
Sesungguhnya semua ide bisnis yang menjadi penting adalah sustainability. Bahkan PBB menetapkan SDG (Sustainable Development Goals) sebagai agenda dunia pembangunan untuk keselamatan manusia dan planet bumi.
Tahun ini kami berharap para peserta yang mengikuti program ini memiliki nilai keberlanjutan dari usahanya. Tidak hanya dinilai dari model atau tujuan bisnisnya saja, namun keberlanjutan menjadi fondasi utama dari sebuah bisnis yang ingin dibangun. Untuk itu, kami memastikan bisnis tidak hanya memiliki nilai keberlanjutan, namun juga benar-benar memiliki akar yang kuat agar dapat bertahan, berkembang, dan relevan.
Bagaimana penyelenggaraan DSC di masa pandemi Covid-19?
Selama dua tahun penyelenggaraan DSC berlangsung di masa Covid-19. Sebagian proses diselenggarakan secara online tetapi DSC tidak mengurangi kualitas, baik dari sisi penyelenggaraan dan kompetensi dari para peserta. Dewan juri dan para mentor melibatkan nama-nama yang memiliki rekam jejak terbaik di bidangnya, seperti Antarina SF Amir dan Helmy Yahya.
Selain itu sejak tahun 2019, DSC menambah porsi mentorship dengan menghadirkan mentor berskala nasional yang merupakan figur publik dari berbagai industri kreatif. Para mentor ini terlibat langsung sejak masa inkubasi hingga tahap final. Komitmen kami adalah membuat para entrepreneur di Indonesia semakin solid dan berkolaborasi. Ini sangat penting khususnya di era pandemi. Tentu selama program final kami juga sangat menjaga protocol dan melakukan bubble sistem.
Apa saja yang diberikan kepada peserta dan pemenang DSC?
Pemenang yang terpilih akan memperoleh hibah modal usaha total Rp2 miliar, sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu kami juga akan memberikan edukasi dan fasilitas inkubasi bisnis, serta pendampingan dari para coaches/mentor selama dua tahun. Para peserta juga dapat bergabung dengan jejaring Diplomat Entrepreneur Network (DEN), yang saat ini memiliki lebih dari 400 anggota. Sehingga usahanya dapat bertahan dan berkembang.
Apa yang menjadi goals dari DSC dalam membangun ekosistem wirausaha di Indonesia?
Sebagai ekosistem wirausaha Indonesia, DSC 2022 memberikan beberapa kesempatan pada kaum muda untuk mengembangkan bisnisnya. Melalui beragam solusi dan inovasi, para pelaku usaha diharapkan dapat memberikan dampak positif pada sosial dan lingkungan. (*SW)
Discussion about this post