youngster.id - IKEA Indonesia kembali menghadirkan Teras Indonesia, ini merupakan pameran UKM Kerajinan Indonesia ke-5 di IKEA Alam Sutera, yang menampilkan berbagai produk kerajinan rumah tangga.
“Teras Indonesia” merupakan kerjasama antara IKEA Indonesia dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) guna mendorong dan memperkenalkan konsumen terhadap produksi kerajinan UKM yang berpartisipasi. Dalam kerjasama ini, IKEA menyediakan tempat khusus bagi sejumlah UKM binaan YDBA.
Sepanjang 2017, “Teras Indonesia” digunakan untuk melakukan kegiatan pameran ataupun berjualan pada akhir pekan pertama setiap bulannya, pada hari Jum’at, Sabtu dan Minggu.
Pameran “Teras Indonesia” ke-5 ini diselenggarakan pada tanggal 7 – 9 Juli 2017, dengan mengangkat tiga UKM binaan YDBA: Boneka Nusantara, Deviore Fashion & Craft, dan Sumba Art.
“IKEA mengajak para pelanggan untuk datang ke IKEA Alam Sutera dan mengunjungi Teras Indonesia ke-5 yang hanya digelar pada pekan minggu pertama di bulan Juli 2017,” seru pihak IKEA Indonesia dalam keterangan tertulisnya.
Boneka Nusantara
Boneka Nusantara yang berdiri pada tahun 1998 ini merupakan usaha baju print yang terinspirasi dari beraneka ragamnya budaya di Indonesia, mulai dari tarian, cara berpakain dan adat istiadat, dan dirintis dengan motto “mencintai Indonesia”. Beragam desain dihadirkan dalam selembar kain dengan gambar topeng Nusantara, binatang asal Indonesia, Wayang Nusantara hingga aneka corak tenun dan batik. Dibutuhkan kepiawaian dalam mengembangkan desain baju print ini, karena harus menjiwai kebudayaan yang ditampilkan sehingga gambar yang sudah diprint merupakan alur cerita dari sebuah gambar.
Baju print ini sudah dua kali mendapatkan kesempatan pameran di Jepang, yaitu pameran di Mitshukosi, Hiroshima dan pada Fukuoka gift show.
Boneka Nusantara dibina YDBA sejak tahun 1998, dan dengan 4 orang karyawan, produksinya berkapasitas 35 sampai dengan 50 per bulan.
Deviore Fashion & Craft
Berdiri tahun 2014, Deviore Fashion & Craft menampilkan produk fashion yang terbuat dari batik dan tenun, yang digabungkan dengan kerajinan patchwork. Adapun konsep dari fashionnya menampilkan kreatifitas bagi kaum muda, bergaya modern, simpel, dan ramah lingkungan.
Dengan target pasar perempuan antara usia 20 sampai dengan 50 tahun, Deviore Fashion & Craft berasal dari ide membuat baju batik dan tenun, dan memanfaatkan sisa kain untuk membuat kerajinan (craft) lainnya, sehingga merupakan produk ramah lingkungan dengan zero waste. Sehingga terciptalah usaha brand Deviore dengan 2 jenis usaha di bidang fashion dan craft.
Deviore Fashion menghasilkan pakaian jadi dan limbah kain, dan menerima limbah kain, kemudian limbah kain diolah menjadi produk creatif dengan nilai seni dan nilai jual tinggi.
Sumba Art
Berdiri tahun 1971 di Waingapu, Sumba Timur, pada awalnya merupakan tempat pembinaan pembuatan kain tenun ikat Sumba, dan dipasarkan di Bali. Pada tahun 1990, Sumba Art melebarkan sayapnya ke Jakarta dengan membuka perwakilan, pengembangan produk dan pemasaran. Diversifikasi produk berkembang ke produk aksesoris perabot rumah tangga yang terbuat dari kain ikat seperti sarung bantal, busana, hingga figura.
Pada 2004, Sumba Art memberdayakan kaum Ibu untuk mengembangkan kain batik sebagai bahan tas dengan manik-manik. Pada tahun 2005, Sumba Art bergabung menjadi UKM YDBA. Melalui YDBA, Sumba Art mendapatkan berbagai ilmu baru yang didapatkannya dari kelas training, seminar maupun Pameran Kerajinan yang difasilitasi oleh YDBA. Kini produk Sumba Art telah dipasarkan di luar negeri, antara lain ke Kanada, Eropa, Singapura dan Jepang. Di Jepang, Sumba Art telah menampilkan produknya di toko-toko termuka.
Sumba Art telah meraih sejumlah penghargaan, seperti penghargaan Upakarti (1991) dan Penghargaan Menko Ekonomi (2007) sebagai produk terbaik pada sebuah pameran di Jakarta.
HENNI T. SOELAEMAN