Titipku Perluas Layanan Online Grocery di Pasar Tradisional

Titipku dan Agung Sedayu Group

Tim Titipku dan Agung Sedayu Group. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Pasar tradisional masih menjadi pusat perputaran perekonomian masyarakat Indonesia. Data menunjukkan bahwa 77% masyarakat Indonesia membeli kebutuhan pokok di pasar tradisional. Perputaran uang di pasar diperkirakan mencapai US$ 115 Miliar.  Hal ini mendorong platform teknologi Titipku memperluas layanan online grocery di sektor ini.

“Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi peningkatan transaksi di pasar tradisional adalah adanya platform belanja daring. Sistem online grocery bisa meningkatkan transaksi di pasar tradisional karena saat ini kelompok masyarakat terbesar di Indonesia adalah milenial, dan kelompok milenial ini sudah memiliki kebiasaan untuk menggunakan aplikasi guna memenuhi kebutuhan mereka,” ungkap Henri Suhardja Chief Executive Officer Titipku dalam jumpa pers, Rabu (10/8/2022).

Menurut Henri, potensi online grocery disusun Titipku dalam laporan “Indonesia Online Grocery Report 2022”: Redefining New Retail. Laporan itu mendapati Indonesia punya peluang yang baik juga untuk menumbuhkan ekosistem online grocery.

“Generasi milenial sudah banyak yang menikah dan membangun keluarga baru dan butuh belanja kebutuhan pokok secara rutin. Titik ini menjadi momentum yang tepat untuk menyediakan jasa online grocery untuk menjembatani kebutuhan para keluarga muda ini dengan para pedagang pasar yang menyediakan produk yang mereka butuhkan,” katanya.

Henri mengklaim dalam  dua tahun terakhir terus mengalami peningkatan bisnis yang cukup positif hingga 10x lipat. Selain menambah jumlah pasar di kawasan Jabodetabek, mereka juga memiliki rencana untuk melakukan ekspansi di pulau Jawa dan Bali.

Saat ini Titipku sudah melayani di sekitar 150 pasar tradisional di wilayah Jabodetabek dan ada sekitar 8 ribu pedagang pasar yang bergabung dengan mereka. Dia berharap Titipku bisa menambah kemitraan dengan sekitar 250 pasar tradisional dalam waktu satu tahun ke depan.

“Selain menjangkau pedagang pasar yang sudah cukup familiar dengan penggunaan teknologi, Titipku juga menyasar pedagang yang masih melakukan cara-cara konvensional untuk kemudian mengadopsi teknologi guna membantu bisnis mereka lebih baik lagi,” katanya.

Pasar tradisional yang kini bergabung dalam ekosistem Titipku mengalami peningkatan jumlah transaksi setelah bergabung dalam ekosistem platform. Seperti Lapak Ayam Kampung Alin di Pasar Mandiri, Lapak Regi Sayur di Pasar Tomang Barat, dan Toko 5 Saudara di Pasar Modern Paramount.

“Saat pandemi kemudian menjadi momentum bagi kami untuk mengalami pertumbuhan bisnis yang positif. Namun hal tersebut berjalan seiring dengan kegiatan kami membuka pasar baru,” ujarnya.

Chief Marketing Officer Titipku, Faradhita Delicia mengatakan bahwa online groceries ini menjawab kebutuhan konsumen untuk dapat menikmati waktu lebih banyak bagi dirinya sendiri.

“Dengan berbelanja kebutuhan sehari-hari menggunakan platform online grocery, proses belanja menjadi 5x lebih efisien karena konsumen tidak perlu menghadapi kemacetan, kesulitan mencari parkir, dan membawa belanjaan sendiri,” ungkap Faradhita.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version