youngster.id - Pendanaan terhadap startup fintech di Asia Tenggara Kembali mengalami penurunan pada tiga bulan pertama tahun 2024, setelah sebelumnya pada kuartal keempat tahun 2023 mengalami peningkatan.
Hal itu terungkap dari laporan terbaru platform intelijen data Tracxn. Laporan itu menyebutkan sektor fintech di Asia Tenggara memperoleh pendanaan senilai US$530 juta pada kuartal pertama tahun 2024, 13% lebih rendah dibandingkan US$607 juta yang diperoleh pada kuartal yang sama tahun lalu.
Laporan Tracxn menyebutkan bahwa pendanaan tersebut juga menunjukkan penurunan sebesar 44% dibandingkan dengan US$939 juta yang dikumpulkan pada kuartal sebelumnya.
Pihaknya Tracxn mengatakan bahwa tren penurunan ini disebabkan oleh berbagai factor. Termasuk melambatnya aktivitas perekonomian di berbagai industri, berkurangnya belanja konsumen, dan pergeseran minat investor ke arah bisnis yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan.
“Meskipun terjadi tren penurunan, ekosistem startup fintech di Asia Tenggara dapat terus menarik minat investor dalam beberapa bulan mendatang, didorong oleh kesiapan digital di kawasan ini,” kata Tracxn, seperti dilansir TN Global Rabu (17/4/2024).
Lebih lanjut disebutkan, penurunan pendanaan sebagian besar disebabkan oleh penurunan pendanaan tahap akhir, yang turun 64% dari US$758 juta pada kuartal keempat tahun 2023 menjadi US$270 juta pada kuartal pertama tahun 2024. Jumlah ini juga merupakan penurunan sebesar 40% jika dibandingkan dengan US$447 juta yang dikumpulkan pada kuartal pertama tahun 2023.
Sementara itu, investasi tahap awal (seed stage) pada kuartal pertama tahun 2024 mencapai US$19,4 juta, turun 27% dari US$26,5 juta yang diperoleh pada kuartal sebelumnya. Jumlah ini juga merupakan penurunan sebesar 59% dari US$47,4 juta yang diperoleh pada kuartal pertama tahun 2023.
Namun, terjadi peningkatan pada investasi tahap awal (early stage), yang meningkat 114% menjadi US$240 juta pada kuartal pertama tahun 2024 dari US$112 juta yang dikumpulkan pada kuartal pertama tahun 2023. Jumlah ini juga merupakan peningkatan sebesar 56% dari US$154 juta yang dikumpulkan melalui putaran tahap awal pada kuartal keempat tahun 2023.
Tercatat bahwa kuartal pertama tahun 2024 hanya menyaksikan satu putaran pendanaan senilai US$100 juta+, dibandingkan empat dan dua putaran pendanaan serupa yang masing-masing terjadi pada kuartal keempat tahun 2023 dan kuartal pertama tahun 2023. ANEXT Bank yang berbasis di Singapura mengumpulkan US$148 juta dari Ant Group.
Selain itu, tidak ada unicorn baru yang muncul selama tiga bulan pertama tahun 2024. Juga, ekosistem startup fintech di Asia Tenggara tidak mengalami penawaran umum perdana (IPO) pada tiga bulan pertama tahun 2024, serupa dengan kuartal pertama tahun 2023 dan kuartal keempat tahun 2023.
Namun jumlah akuisisi meningkat menjadi sepuluh pada kuartal I-2024, dari enam pada kuartal IV-2023 dan lima pada kuartal I-2023.
Teknologi perbankan, pinjaman alternatif, dan mata uang kripto adalah segmen yang paling banyak didanai di bidang ini pada kuartal pertama tahun 2024.
Perusahaan-perusahaan di bidang teknologi perbankan memperoleh pendanaan sebesar US$180 juta pada kuartal pertama tahun 2024, dibandingkan dengan US$108 juta yang dikumpulkan pada kuartal sebelumnya dan hanya US$5,5 juta yang dikumpulkan pada kuartal pertama tahun 2023.
Pendanaan pada segmen pinjaman alternatif mencapai US$126 juta pada kuartal pertama tahun 2024, turun 76% dibandingkan dengan pendanaan sebesar US$531 juta yang dikumpulkan pada kuartal keempat tahun 2023 dan penurunan sebesar 58% dari US$302 juta yang dikumpulkan pada kuartal yang sama tahun lalu.
Sektor mata uang kripto menarik investasi senilai US$91,9 juta pada kuartal pertama tahun 2024, meningkat sebesar 138% dan 246% dibandingkan dengan US$38,2 juta dan US$26,3 juta yang diperoleh masing-masing pada kuartal pertama tahun 2023 dan kuartal keempat tahun 2023.
Perusahaan fintech yang berbasis di Singapura menyumbang 70% dari total pendanaan di wilayah tersebut dan mengumpulkan dana sebesar US$372 juta. Diikuti oleh perusahaan yang berbasis di Jakarta dan Taguig, yang masing-masing mengumpulkan US$103 juta dan US$32,1 juta.
East Ventures, Y Combinator, dan 500 Global adalah investor paling aktif sepanjang masa di sektor fintech Asia Tenggara.
Mirana, Bixin Ventures, dan Draper Dragon adalah investor tahap pra-awal yang paling aktif pada kuartal pertama tahun 2024, sementara MassMutual Ventures, Nyca Partners, dan Illuminate Financial adalah investor tahap awal yang paling aktif. Sedangkan MUFG Innovation Partners merupakan investor utama dalam hal pendanaan tahap akhir pada kuartal pertama tahun 2024.
“Ekosistem startup fintech di Asia Tenggara menghasilkan pendanaan lebih dari US$1 miliar di setiap kuartal, mulai dari kuartal kedua tahun 2021 hingga kuartal kedua tahun 2022,” tutupnya. (*AMBS)
Discussion about this post