youngster.id - Perusahaan label rekaman dan manajemen artis Trinity Optima Production (TOP) semakin aktif menjajaki bidang bisnis non musik lewat beberapa unit bisnisnya. Transformasi bisnis ini ditunjukan TOP dengan meluncurkan Trinity Ventures.
CEO TOP Yonathan Nugroho menjelaskan, strategi ini adalah bagian dari persiapan perusahaan yang akan bertransisi menjadi group holding company dalam waktu dekat.
“Saat ini kami sedang bersiap menjadi korporasi entertainment Indonesia, menimbang perusahaan dan team management sudah memiliki bekal ilmu dan pengalaman yang solid untuk mencapai agenda-agenda yang lebih besar lagi,” kata Yonathan dalam keterangan pers, Selasa (22/11/2022).
Sebelumnya pengembangan TOP dimulai dari keterlibatannya dalam beberapa proyek film, series di platform OTT, brand extension artis, hingga investasi ke beberapa startup di Indonesia. Meski demikian, Yonathan menegaskan, jantung bisnis utama sebagai label rekaman dan manajemen artis akan tetap berjalan dan menjadi prioritas revenue TOP.
Salah satu bentuk komitmen TOP untuk menjadi grup usaha adalah dengan mengembangkan perusahaan investasi Trinity Ventures guna memperluas jangkauan jaringan dan peluang kolaborasi.
“Arah investasi Trinity Ventures menganut paham yang lebih independen, artinya perusahaan terbuka untuk berinvestasi di luar core bisnis TOP, selama dipandang visioner dan memiliki inovasi yang disruptif,” kata Yonanthan.
Trinity Ventures telah berinvestasi ke beberapa merek dan startup di Indonesia sejak tahun 2021. Menariknya, Trinity Ventures memiliki dua metode investasi yang terinspirasi dari value TOP sebagai management artist.
“TOP selama ini punya keunggulan di bidang management artist dan pengembangan value talent agar punya umur karir yang panjang. Misi yang sama kami coba terapkan di CVC kami, dengan dua metode. Pertama, investasi yang murni pendanaan. Biasanya kami terapkan pada bisnis yang sudah well established dan memang sedang fundraise. Kedua, investasi ke sektor yang lebih riil, misalnya ke brand, komunitas, dan startup yang punya proyek-proyek spesifik. Bedanya, di metode kedua, kami bantu tidak hanya dari pendanaan, tapi juga dari sisi operations, legal, marketing, campaign, sponsorship,” papar Yonathan.
Salah satu investasi Trinity Ventures dengan metode pendanaan murni yakni ke Sayurbox, Wahyoo, Semorpheus. Sedangkan untuk metode kedua, pendanaan dan dukungan advisory bisnis, Trinity Ventures mengandalkan unit bisnis TOP+ untuk mengembangkan merek seperti Purnama Beauty milik Lesti; Ayam Paduka dari Wahyoo; dan tim esports GPX.
Ke depan, TOP bersama CVC miliknya masih akan mengeksplor bidang usaha unik dan inovatif lainnya di Indonesia. Ketika disinggung soal fenomena start-up burst saat ini, Yonathan menyebut pihaknya sangat menyadari hal tersebut dan sudah menyiapkan beberapa rencana mitigasi risiko.
“Selain mengamati tren start-up secara berkala, tentu pihak kami juga akan melakukan assessment pada calon-calon partner. Selama performance bagus, value dan visi para founder kuat dan rasional, tentu kami akan mendukung sebagai institutional investor,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post