Minggu, 28 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home News Analyze

Transformasi Digital Sistem Pendidikan

1 Januari 2021
in Analyze, Headline
Reading Time: 3 mins read
Transformasi Digital Sistem Pendidikan

Tahun ini terjadi perubahan pada sistem pendidikan menjadi sistem digitalisasi (Foto: Ilustrasi/youngster.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Sebuah terobosan terjadi tahun ini di sektor pendidikan, ketika sekitar 1,5 miliar siswa tidak dapat bersekolah secara fisik akibat pandemi COVID-19. Perubahan dalam sistem pendidikan telah terjadi, dengan digitalisasi menjadi instrumen utama transformasi ini.

Dengan begitu, sistem pendidikan di seluruh dunia mengalami perubahan yang signifikan. Para pengajar dipaksa menguasai berbagai platform baru, seperti Zoom, tanpa kehilangan kualitas pendidikan walaupun mengajar dari jarak jauh.

Digitalisasi pendidikan kemungkinan masih akan terus berlanjut, dan ini bisa menjadi hal yang baik, sekaligus buruk. Di satu sisi, terdapat berbagai kemungkinan dan platform baru, termasuk yang pada awalnya tidak ditujukan untuk pendidikan. Contoh yang bagus adalah akun TikTok yang didedikasikan untuk topik tersebut. Awalnya, para pengajar tidak menggunakan platform ini, dan lebih memilih YouTube, tetapi pada tahun 2020 TikTok telah menjadi platform populer untuk memproduksi konten pendidikan.

Di sisi lain, banyak dari alat pendidikan digital baru ini tidak hanya meningkatkan pengalaman baru dalam pendidikan, tetapi juga memperkenalkan ancaman baru. Kaspersky menyebut ada beberapa potensi risiko terbesar yang dapat terjadi di sektor pendidikan di tahun mendatang:

1.Pengembangan Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning Management System/LMS) Pendidikan. LMS memungkinkan pengajar untuk melacak proses pembelajaran siswa, menunjukkan perkembangan mereka dan aspek yang membutuhkan perhatian dari pengajar. Meskipun sudah ada beberapa sistem terkenal (Google Classroom, Frog, dll.), pasar untuk sistem LMS baru terlihat masih akan terus berkembang.

Baca juga :   Agate Hadirkan Gamifikasi untuk Kesehatan Mental

Seiring dengan bertambahnya jumlah dan popularitas LMS, jumlah situs phishing yang terkait dengan layanan pendidikan dan konferensi video juga akan bertambah. Tujuan utama mereka adalah mencuri data pribadi atau menyebarkan spam di komunitas pendidikan. Pada pertengahan tahun 2020 saja, sebanyak 168.550 pengguna unik menghadapi berbagai ancaman yang didistribusikan dengan kedok platform pembelajaran online atau aplikasi konferensi video populer – peningkatan 20,455% jika dibandingkan dengan tahun 2019. Selain itu, sistem LMS juga membuka potensi untuk hal baru tidak terduga lainnya, seperti ancaman Zoombombing. Apalagi jika sekolah terus melakukan pembelajaran jarak jauh, sistem ini akan terus menjadi vektor serangan yang populer.

2. Lebih banyak perhatian akan diberikan pada layanan video, seperti Youtube, Netflix, SchoolTube, KhanAcademy, dll. Akan ada lebih banyak kreasi konten video pendidikan sebagai produk jadi dan digunakan sebagian oleh guru di kelas. Faktanya, sekitar 60% guru sudah menggunakan YouTube di kelas. Meskipun video dapat menjadi alat pendidikan yang ampuh, ada juga banyak konten yang tidak sesuai usia yang dapat ditemukan di layanan video populer, dan pembuat konten tersebut dapat menggunakan topik pendidikan sebagai kedok (YouTube / TikTok / Instagram, dan lain-lain). Ini bukan ancaman baru, tetapi dengan pertumbuhan digitalisasi, relevansinya dapat semakin berkembang.

3. Penggunaan platform media sosial dalam proses pendidikan. Media sosial (Instagram, Twitter, dll.) dapat menjadi cara yang bagus untuk mendorong keterlibatan siswa selama dan setelah kelas, dan berfungsi sebagai cara bagi guru untuk terhubung dengan siswa mereka. Namun, ada juga beberapa ancaman terkait regulasi konten. Saat ini, pengajar atau administrator layanan harus mengatur konten di LMS dan aplikasi konferensi video secara manual – ini menjadi tugas yang besar. Memoderasi konten di platform media sosial atau obrolan grup online adalah hal yang lebih besar, terutama di grup atau obrolan publik. Hal itu membuka jalan bagi konten yang tidak sesuai, komentar yang menyinggung, dan cyberbullying. Kekhawatiran lainnya adalah privasi. Aplikasi atau layanan yang tidak dikonfigurasi dengan benar adalah cara populer untuk mengeksploitasi data pribadi, bahkan tanpa alat dan kerentanan khusus. Dalam kasus terkait, siswa dan tenaga pengajar dapat menjadi korban serangan semacam itu.

Baca juga :   Startup Superkul Raih Pendanaan Awal Yang Dipimpin East Ventures

4. Gamifikasi proses pendidikan. Hampir semua orang di sekolah sudah mengetahui tentang belajar dengan Minecraft, tetapi selain dari game ini ada banyak layanan yang memungkinkan untuk kegiatan belajar sambil bermain (While True: Learn, Classcraft, Roblox, dll.). Namun, segera setelah memasukkan game ke dalam kelas, maka itu akan berpotensi membuka risiko yang sama dengan yang para siswa hadapi saat bermain game dari rumah: penipuan dan penindasan dari orang tidak dikenal (troll), file berbahaya yang disamarkan sebagai pembaruan atau add-on game, dan lain lain.

Faktanya, kekhawatiran terbesar dan terdekat saat ini adalah mengenai privasi. Mengelola privasi di layanan apa pun membutuhkan klarifikasi dari pengguna, tetapi banyak pengguna, terutama anak-anak yang lebih muda, tidak tahu cara mengontrol setelan privasi dengan tepat. Selain itu, akan ada banyak layanan yang menyediakan alat untuk mengatur proses pendidikan secara online, dan para pengajar kemungkinan besar akan menggunakan lebih dari satu. Akibatnya, untuk setiap alat dalam setiap kasus para pengajar perlu memberikan perhatian khusus tidak hanya untuk melindungi informasi pribadi mereka sendiri, tetapi juga data siswa mereka.

Baca juga :   Aplikasi Ini Jamin Lindungi Kreator Konten Dari Aksi Pembajakan Digital

 

FAHRUL ANWAR

Tags: gamifikasilayanan videopembelajaran onlinepengembangan sistem manajemen pembelajarantransformasi digital sistem pendidikan
Previous Post

Pekerja Optimis Tahun 2021 Ekonomi Akan Membaik

Next Post

Kominfo Siapkan Jaringan 5G di Tiga Kawasan

Related Posts

Primeskills
Headline

Primeskills Kedepankan Proses Pembelajaran Berbasis Extended Reality dan Gamifikasi

13 Januari 2023
0
Upaya Startup Primeskills Tekan Angka Skill Gap Universitas dan Industri Lewat Teknologi XR
Headline

Upaya Startup Primeskills Tekan Angka Skill Gap Universitas dan Industri Lewat Teknologi XR

28 Desember 2022
0
Ada Paket Kuota Murah Untuk Belajar Daring dan Konferensi Video
Headline

Pendidikan Akan Rawan Serangan Siber Pada 2021

3 Januari 2021
0
Load More
Next Post
Johnny G Plate

Kominfo Siapkan Jaringan 5G di Tiga Kawasan

Berkat Pandemi Corona, Bos Zoom Masuk Daftar Orang Terkaya

Berkat Pandemi Corona, Bos Zoom Masuk Daftar Orang Terkaya

Teknologi “Start-up” Sudah Terjangkau

Teknologi “Start-up” Sudah Terjangkau

Discussion about this post

Recent Updates

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version