youngster.id - Perusahaan label rekaman dan manajemen artis Trinity Optima Production (TOP) melalui unit bisnisnya Trinity Optima Plus (TOP+) mengumumkan telah menjadi salah satu pemegang saham di PT Generasi Tangguh Luar Biasa atau yang biasa dikenal dengan GPX (Generation of Power and Xtraordinary), sebuah tim esports sekaligus perusahaan talent management dan entertainment.
Pendiri GPX sendiri merupakan mantan pro player di skena kompetisi Mobile Legends Professional League (MPL), yakni Eko Julianto (Oura), Yurino Putra Angkawijaya (Donkey), dan Steven Kurniawan (Marsha).
CEO Trinity Optima Production Yonathan Nugroho mengatakan, perusahaannya tengah mengarah ke sebuah transformasi, salah satunya dengan mengembangkan ekosistem hiburan komprehensif di Indonesia.
“Guna menuju ke arah itu, kami ingin masuk ke beragam sektor yang strategis dan tentunya punya value jangka panjang, salah satunya industri esports,” kata Yonathan, Selasa (11/10/2022).
Chief Executive Officer GPX, Eko “Oura” Julianto menyampaikan apresiasinya kepada TOP+ atas investasi stategis ini.
“Saat ini dari founders posisinya juga masih merintis, maka kolaborasi strategis yang tepat dengan bisnis berpengalaman seperti TOP tentunya berperan penting dalam manajemen klub. Ke depan, harapannya tim GPX bisa semakin profesional dalam mengelola bisnis internal dan eksternal juga, tidak hanya sebagai pemain,” ucap Oura.
Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) menyebutkan, terdapat sekitar 465 juta penonton esports di seluruh dunia, dimana angka ini naik 6,7% dari tahun sebelumnya. Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 53 juta gamers dengan mayoritas usia berada di kelompok Generasi Z.
Saat ini tercatat banyak perusahaan mulai dari startup sampai blue chip sudah menjajaki peluang bisnis di industri esports, baik sebagai sponsor maupun investor. Misalnya saja, BCA melalui perusahaan venture capital GDP Venture yang kini memegang saham untuk Indonesian Esports Premier League (IESPL), selaku penyelenggara Piala Presiden Esports.
Keterlibatan brand atau perusahaan sebagai sponsor di tim esports bukanlah hal baru, namun TOP+ memberikan sentuhan yang berbeda di dalam keterlibatannya di dalam GPX.
Menurut Direktur TOP+ Dwi Santoso, keahlian perusahaan turut disumbangkan untuk membesarkan GPX dan komunitasnya.
“Core bisnis dan keahlian kami ada pada artist management. Nah, di sini kami berkesempatan untuk membantu GPX secara operasional dan manajemen. Misalnya saat melakukan rekrutmen pemain dan talent, pengelolaan perusahaan, sampai aspek legal dan good governance practice. Ke depan, kami akan menyelenggarakan event Talent Hunt dan juga turnamen berbasis komunitas yang menarget setidaknya 50 tim peserta dari seluruh Indonesia,” paparnya.
Terbaru, TOP+ terlibat dalam pencarian sponsor dan supervisi produksi program baru di kanal YouTube GPX yang berjudul “The Founders”. Bersama ketiga founders sebagai host, program ini mengundang bintang tamu baik dari dunia esports maupun entertainment. Episode perdana yang mengundang eks pro player EVOS Legends, yakni Wann, Rekt, dan Luminaire yang bersama Oura dan Donkey menjuarai turnamen dunia M1 World Championship dan dikenal dengan nama “W.O.R.L.D”, bahkan mendapat peringkat Trending nomor satu hanya dalam waktu 19 jam sejak diunggah.
Dwi menambahkan, keputusan untuk melebarkan sayap ke bisnis esports adalah bagian dari strategi agar tetap relevan di kalangan generasi muda. Oleh karenanya, dari sekian banyak klub esport Indonesia, TOP+ memilih untuk berinvestasi pada GPX yang memiliki influence besar di kalangan generasi muda.
“Banyak talenta baru yang tumbuh dengan melihat permainan Oura, Donkey dan Marsha yang berkali-kali menang di liga esports dunia. Ketiga founders juga menyalurkan visi misi yang cocok dengan TOP+ lewat GPX, yaitu bisnis yang jujur dan talent oriented,” tambahnya.
Selain itu, Dwi juga menyebut, potensi bisnis esports sangat luas dan tidak terbatas pada kompetisi. “Selama ini mungkin yang terlihat dari esports adalah ketika ada kompetisi dan figur para roster (pemain), dan banyak brand fokus kesana. Padahal, kalau dikupas lebih dalam, industri ini menawarkan banyak area yang bisa digarap dan dimaksimalkan untuk penguatan ekosistem. TOP+ melihat prospek industri ini masih sangat bagus dan menjanjikan.” ujarnya.
Dwi memaparkan, pendapatan dari esports saat ini terbagi ke dalam beberapa segmen, antara lain sponsor, iklan, merchandise, streaming, hak siar, dan publikasi.
“Belum lagi cross sector brand extension. Di TOP+ kami sudah lama melakukan pemetaan semacam ini, agar setiap talent dan partner yang kami kelola punya daya saing dan nilai jual tinggi untuk karya atau skill mereka. Termasuk untuk GPX, banyak rencana kolaborasi konten dan program di media digital yang masih kami eksplor,“ terang Dwi. (*AMBS)
Discussion about this post