Tumbuh 20%, Penonton Bioskop Diproyeksi Capai 60 Juta pada 2019

Film Indonesia Critical Eleven. (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Pelaku usaha memperkirakan, penonton film di bioskop tembus 60 juta tahun depan. Jumlah tersebut tumbuh 20% dibanding tahun ini, yang diproyeksi 50 juta. Tak hanya dari jumlah penonton, kualitas film yang diproduksi pun dinilai membaik sejak 2016.

Yang menjadi ukuran adalah jumlah penonton per filmnya. Pada 2016, hanya 10 film yang ditonton oleh 1 juta lebih orang. Sementara 91 film hanya ditonton kurang dari 250 ribu orang.

Tahun ini, jumlah penonton di setiap film menjadi lebih berimbang. Sejak awal tahun hingga Agustus 2018, 10 film ditonton lebih dari 1 juta penonton. Lalu, 42 film ditonton oleh 250 ribu hingga 1 juta orang. Serta, 42 film ditonton kurang dari 250 ribu orang.

Sejalan dengan kondisi ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi) Linda Gozali optimistis target 50 juta dan 60 juta penonton film di Indonesia bisa tercapai pada 2018 dan 2019. “Semoga bisa dengan perkembangan yang ada terkini,” kata dia saat diskusi Indonesia Film Business Outlook 2019 baru-baru ini di Jakarta.

Sementara itu Corporate Secretary XXI Cinema Catherine Keng mengatakan, industri film mulai tumbuh sejak 2016 ketika pemerintah mengeluarkan film dari Daftar Negatif Investasi (DNI). “Semua sudah di jalur yang benar. Berkembang. Tahun ini 50 juta, semoga 2019 bisa 60 juta,” katanya Berdasarkan data yang dirangkum oleh filmindonesia.or.id, sejak 2010 hingga 2015, secara berturut-turut jumlah penonton film di bioskop sebanyak 16 juta; 15 juta; 18,9 juta; 12 juta; 16 juta; dan 16 juta. Lalu, jumlahnya naik menjadi 37,2 juta di 2016 dan 42,7 juta pada tahun lalu.

Kemudian, sejak Januari hingga Agustus 2018, jumlah penonton bioskop tercatat sebanyak 36,3 juta. “Dua tahun terakhir mulai diapresiasi penonton yang lebih luas, misalnya, Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak,” kata dia.

Di sisi lain Triawan Munaf Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melihat masih ada tantangan di industri film yaitu pembajakan. Ia mencatat, pembajakan mengakibatkan hilangnya pendapatan usaha perfilman sekitar Rp 31 miliar hingga Rp 636 miliar per tahun. “Kami membentuk satuan tugas (satgas) anti pembajakan, bekerja sama dengan aparat,” kata dia.

STEVY WIDIA

Exit mobile version