youngster.id - Perkembangan bisnis UMKM di Indonesia terus mengalami perkembangan yang cukup pesat setiap tahunnya. Pertumbuhan ini didukung dengan hadirnya berbagai platform Equity Crowdfunding (ECF) sebagai solusi dari pendanaan UMKM yang ada.
Kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dapat menjadi tolak ukur pentingnya peran UMKM dalam negara berkembang seperti Indonesia. Pada Mei 2021 lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa peran UMKM memiliki kemampuan untuk membuka lapangan kerja yang cukup luas hingga memberikan kontribusi sebesar Rp 8.537,89 triliun pada PDB. Hal ini tentunya dapat terjadi dengan adanya peran para Penerbit UMKM yang berupaya merealisasikan inovasi kreatifnya pada bidang bisnis.
Selain Equity crowdfunding (ECF), saat ini untuk memenuhi kebutuhan pendanaan jangka panjang bagi UMKM atau startup, telah hadir Securities Crowdfunding (SCF). Cara kerjanya pun sama yaitu penawaran saham, dan seluruh transaksi investasi dilakukan secara digital.
SCF merupakan metode pengumpulan dana dengan skema patungan yang dilakukan oleh pemilik bisnis atau usaha untuk memulai atau mengembangkan bisnisnya. Nantinya investor bisa membeli dan mendapatkan kepemilikan melalui Saham, surat bukti kepemilikan utang (Obligasi), atau surat tanda kepemilikan bersama (Sukuk). Saham dari usaha tersebut diperoleh sesuai dengan persentase terhadap nilai besaran kontribusinya.
Dengan SCF, investor dan pihak yang membutuhkan dana dapat dengan mudah dipertemukan melalui suatu platform (sistem aplikasi berbasis teknologi digital) secara online. Investor akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk dividen atau bagi hasil dari keuntungan usaha tersebut yang dibagikan secara periodik.
Nah, salah satu platform SCF yang sukses mengelola dan mendanai para Penerbit UMKM dan startup adalah Bizhare. Betapa tidak, dari 61 Penerbit (pelaku usaha) yang berjalan melalui skema urun dana Bizhare, 9 Penerbit diantaranya berhasil masuk ke dalam daftar Top 10 Dividend Crowdfunding Ratios hingga bulan November 2021 dari keseluruhan industri Securities Crowdfunding berdasarkan data Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI).
Beberapa Penerbit tersebut di antaranya: PT Kolaborasi Unggul Bersama sebesar 101,87%, PT Ritelindo Bintang Berkarya sebesar 75,27%, PT Cipta Kreasi Kopi sebesar 73,32%, PT Bangka Investasi Digital sebesar 63,86%, PT Ritel Bersama Satu sebesar 47,67%, PT Kreasi Roti Nusantara 42,51%, PT Restoran Bersama Satu sebesar 41,38%, PT Toko Boga Sari sebesar 29,98%, dan PT Sinergi Sukses Kuliner sebesar 28,30%.
PT Kolaborasi Unggul Bersama yang berada pada urutan pertama dalam Top 10 Dividend Crowdfunding Ratios merupakan bisnis ritel yang dibuka Bizhare melalui pendanaan yang sukses terkumpul pada 3 Januari 2018. Dengan total dana yang terkumpul sebanyak Rp 970.000.000 , bisnis yang berlokasi di wilayah Pandeglang ini membagikan dividen dengan jadwal 3 bulan sekali.
Data tersebut merupakan hasil kompilasi report dari ALUDI, yang dirilis melalui Instagram @Aludi.id pada tanggal 13 Desember 2021.
CEO Bizhare, Heinrich Vincent menjelaskan pencapaian ini membuat Bizhare semakin bersemangat untuk selalu menghadirkan pilihan penerbit bisnis dengan kualitas terbaik untuk masyarakat Indonesia dan terus memberikan pendampingan kepada bisnis UMKM yang sudah diinvestasikan oleh para investor. “Dukungan untuk Penerbit dan UMKM yang masuk ke ekosistem Bizhare akan terus kami tingkatkan untuk menjaga performa bisnis dan memacu pertumbuhan perekonomian di Indonesia” ujar Vincent.
Menurut Vincent, para Penerbit UMKM dapat memperoleh solusi atas permasalahan pendanaan yang mereka hadapi, baik melalui skema Saham, Obligasi maupun Sukuk pada platform SCF Bizhare.
Sejak mendapatkan perluasan izin menjadi SCF, jenis efek sukuk juga mendapatkan antusiasme yang luar biasa dari para investor dan berhasil mengumpulkan pendanaan miliaran rupiah dalam waktu cepat. Mulai dari vendor proyek sumur resapan Pemda DKI (PT Megacon Bangun Perkasa), vendor proyek instalasi mesin anak usaha Indofood Group (PT Mazhak Teknik Indonesia), dan vendor instalasi fiber optik(PT Galura Pajajaran Teknologi) dengan total pendanaan sebesar RP 3,465,300,000.
Saat ini juga sedang berjalan pendanaan Sukuk Mudharabah dari Vendor Jasa Penambangan Batu Bara (PT Alba Prima Gemilang) dengan total pendanaan lebih dari Rp 9M yang sedang dibuka di bizhare.id. “Dengan adanya platform urun dana yang mudah seperti Bizhare, diharapkan dapat mendorong semakin banyak UMKM untuk berkembang pesat hingga melakukan ekspansi bisnis menjadi skala besar, serta menciptakan ribuan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia,” kata Vincent.
Menurut Vicent, pihaknya terus menyediakan pelayanan terbaik kepada para Penerbit bisnis yang tertarik dengan skema urun dana melalui adanya sarana interaktif antara Penerbit dengan calon investor, baik bisnis UKM, kemitraan atau waralaba (franchise) hingga startup. Selain itu, Bizhare juga memberikan akses network dan turut membantu mengajak investor untuk ikut mempromosikan bisnis yang mereka investasikan.
“Tahun 2022 kami optimis untuk melakukan kolaborasi dengan lebih banyak bisnis UMKM dan bisnis franchise, bersama dengan ratusan ribu investor di seluruh Indonesia, untuk bantu lebih banyak masyarakat Indonesia bebas secara finansial,” pungkas Vincent. (*AMBS)
Discussion about this post